Minggu, 11 Desember 2016

MOBIL PICK-UP, MASIH BANYAK DIGUNAKAN ANGKUT ORANG


Pandaan - Sejak terjadi kecelakaan lalu lintas menimpa rombongan pick-up yang mengangkut dan menewaskan puluhan orang dijalur Pasuruan-Probolinggo beberapa tahun silam, Praktis pemerintah Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia melalui dinas terkait dan kepolisian membuat larangan penggunaan pick-up (mobil bak terbuka) untuk mengangkut orang.

Slamet Siswoyo (45), Salah seorang sopir pick-up mengatakan bahwa pengangkutan orang menggunakan bak terbuka menurutnya sangat efisien, Selain itu penumpang juga tak terlalu banyak mengeluarkan biaya walaupun resiko yang ditimbulkan juga cukup besar.

"Menurut saya cukup efisien jika menggunakan pick-up ini mas, Soalnya orang-orang juga tak mau keluar ongkos banyak, Selain itu juga bisa angkut banyak orang," kata Slamet, Minggu (11/12/2016).

Namun hal itu bertolak belakang terhadap keterangan yang diberikan oleh Amang Mulahela (58), Purnakarya Dinas Perhubungan Kabupaten Pasuruan, Beliau menilai bahwa dengan pemberlakuan pemerintah tersebut dilanggar oleh banyak pengemudi mobil bak terbuka, Resiko kecelakaan pun juga cukup besar jika mobil bak terbuka digunakan untuk mengangkut orang.

"Wong aturan sudah jelas kok masih saja dilanggar, Padahal kecelakaan pun juga sering terjadi pada pick-up yang digunakan untuk mengangkut orang, Sudah pernah terjadi di Probolinggo kemarin juga belum menimbulkan efek jera bagi pengendara," terang Amang.

Larangan penggunaan mobil bak terbuka ini sudah berlaku di Kabupaten Pasuruan dan bahkan beberapa kota di Indonesia, Oleh karenanya pemberlakuan ini bersifat paten untuk mengurangi resiko kecelakaan lalu lintas pada penggunaan mobil bak terbuka yang digunakan mengangkut orang.

Jurnalis : Mahdi Ramadhan Muzakky (Sketsa Pandaan)

Sabtu, 10 Desember 2016

FAISAL, UDIN DAN SAFAI CERMIN KESEDERHANAAN PELAJAR JAMAN NOW


Prigen - Kondisi kehidupan desa dan kehidupan kota memang sangat jauh berbeda, Hal tersebut dikarenakan oleh perkembangan teknologi yang sangat pesat di daerah perkotaan sehingga secara otomatis membentuk pola pikir seseorang untuk hidup lebih praktis.

Saat ini jarang sekali anak sekolah terlihat berangkat dan pulang dengan berjalan kaki, Apalagi hidup di perkotaan yang dimanjakan dengan teknologi transportasi modern seperti mobil, sepeda motor, angkot maupun ojek tersebut menjadi salah satu alat utama beberapa orang tua yang mengantarkan anaknya ke sekolah yang justru menjadi jurang ketergantungan dan pendidikan yang jauh dari kemandirian.

Namun pemandangan berbeda terlihat di Dusun Sukolilo, Desa Sukolilo, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan. Saat Sketsa Pasuruan melakukan penelusuran obyek di daerah tersebut beberapa hari yang lalu menjumpai tiga sahabat kecil sedang berjalan pulang sekolah sembari bercanda seakan mereka larut dalam kebahagiaan.

Mereka bertiga bernama Faisal, Udin dan Safai yang duduk di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Sukolilo Prigen yang berada di Dusun Ganti, Desa Sukolilo yang diketahui jarak dari sekolah kerumah mereka pun juga cukup lumayan jauh.

Tetapi hal tersebut tak menjadi halangan yang berarti buat ketiga sahabat ini. Setiap hari mereka bertiga senantiasa berangkat dan pulang bersama-sama, bercanda, tertawa dan bermain sudah menjadi di jalan adalah kebiasaan mereka sehari-hari.

Transportasi umum di daerah ini pun sangat jarang, Oleh karenanya gaya hidup yang dilakukan oleh warga sekitar adalah dengan berjalan kaki. Disamping itu keberadaan dan kondisi alam pun juga mendukung, Kesejukan dan kesegaran suasana alami masih terasa di Dusun Sukolilo ini.

Faisal (8), mengatakan bahwa ia dan teman-temannya setiap hari berjalan kaki menuju sekolah sembari bercanda dan tak terasa perjalanan yang ia lakukan dengan menempuh beberapa kilometer dari rumahnya pun juga tak terasa.

"Yah jalan kaki mas tiap hari sama anak-anak gini, Tidak ada yang mengantar, Orang tua sibuk ke sawah semua," kata Faisal.

M. Zainuddin (30), Seorang tenaga pendidik asal Sukorejo, angkat bicara soal potret sederhana yang ada di Dusun Sukolilo tersebut, Ia menganggap bahwa kondisi seperti itu dapat dijadikan salah satu contoh bagaimana pembentuk pola pikir pada pendidikan anak usia dini dan pendidikan terhadap beberapa orang tua untuk mengajarkan agar tidak tergantung dengan teknologi transportasi saja serta menjaga kondisi tubuh agar tetap sehat dengan berjalan kaki.

"Baik ini sebagai contoh terhadap orang tua yang memanjakan anaknya, Berangkat diantar, Pulang dijemput mengakibatkan anak menjadi malas, Apalagi kecanduan gadget saat ini pun juga menjadi konsumsi sehari-hari. Ini sangat jelas terasa dan berdampak kepada perkembangan pola pikir anak. Oleh karenanya saya senang masih dapat melihat kondisi seperti ini walaupun jarang terlihat," jelas Zainuddin.

Jurnalis : Mahdi Ramadhan Muzakky (Sketsa Pandaan)

Jumat, 09 Desember 2016

TALANG ABANG, JEMBATAN SALURAN AIR PENINGGALAN BELANDA DI PANDAAN"

Pandaan - Salah satu aset peninggalan Belanda yang tersisa di Pandaan adalah 'Talang Abang', Tempat tersebut merupakan aliran air yang konon sebagai tempat atau jalur pengiriman barang dengan kapal getek oleh tentara Belanda.

Bangunan tersebut terletak di Dusun Winong, Desa Sumbergedang, Kecamatan Pandaan. Banyak sekali masyarakat yang mengunjungi tempat ini karena keeksotisan bangunan tersebut serta keindahan alamnya.

Ahmad Yazid (35), warga Sidoarjo yang datang ke lokasi mengira bahwa dari bawah terlihat Talang Abang tersebut seperti jembatan yang dapat dilewati orang atau kendaraan, Namun sebenarnya adalah saluran air.

"Sebelumnya saya kira jembatan tersebut dapat dilewati motor, Tidak tahunya adalah saluran air," ucap Yazid.

Memang nampak dari bawah bangunan tersebut seperti jembatan yang dapat dilalui kendaraan, Namun sebenarnya jika dilihat dari atas adalah saluran air (kanal) hingga masyarakat sekitar menyebutnya 'Talang Abang'.

Disebut Talang Abang (dalam bahasa jawa talang adalah saluran air, red) karena saluran air tersebut berwarna kemerahan, Warna cat merah tersebut diartikan simbol yang menurut cerita adalah tumpah darah para pejuang yang berperang demi Negara Indonesia dari penjajahan kolonial Belanda.

Di bawah jembatan saluran air itu juga terdapat sungai yang banyak bebatuan besar. Di bangun dengan struktur yang unik terdapat lekukan lima oleh arsitek kolonial Belanda saat itu.

Sayang jembatan ini nampak tak terawat, umur bangunan pun juga sudah mencapai ratusan tahun, Namun juga banyak masyarakat yang penasaran terhadap kondisi, lokasi dan keindahan bangunan ini dengan latar belakang Gunung Penanggungan yang sangat menawan itu.

"Saya jauh-jauh dari Pasuruan sebenarnya hanya ingin tahu kondisi dan lokasi bangunan ini mas, Dengar-dengar bagus dan alamnya sangat indah. Memang benar disini udaranya segar dan kondisi alamnya juga sangat sejuk," kata Yazid.

Jurnalis : Mahdi Ramadhan Muzakky (Sketsa Pandaan)

Kamis, 08 Desember 2016

DUSUN KEBONAGUNG PRIGEN, PESONA KEINDAHAN ALAM PASURUAN





Prigen - Keindahan alam wisata Kecamatan Prigen memang sangat menawan, Terlebih Prigen saat ini menjadi daerah wisata pegunungan unggulan di Kabupaten Pasuruan dengan jargon 'Pasuruan City of Mountain'.

Wilayah geografis Kecamatan Prigen terletak di daerah Pegunungan, Dikelilingi oleh Gunung Arjuno dan Gunung Welirang yang menjadikan daerah ini cocok sebagai tempat peristirahatan atau berlibur.

Sketsa Pasuruan melihat kondisi alam daerah timur geografis Prigen yang lokasinya mirip dengan wisata 'Paralayang' yang berlokasi di Gunung Banyak, Kota Batu. Daerah tersebut adalah Dusun Kebonagung.

Dusun Kebonagung sendiri terletak di Desa Sukolilo, Kecamatan Prigen Kabupaten Pasuruan, Daerah ini terletak di ujung selatan perbatasan antara Desa Sukolilo dan Kelurahan Ledug.

Pesona keindahan alam ketinggian, Menjadikan dusun ini nampak indah terlihat dari atas disaat siang ataupun malam hari. Tak heran jika beberapa warga atau masyarakat sekitar juga menamai 'Paralayang Pasuruan'.

Sayifi Rofiq, Warga Dusun Kebonagung menjelaskan bahwa memang daerahnya tersebut masih belum terkespose sampai keluar, Bahkan tidak ada yang tahu jika Dusun Kebonagung ini tak kalah menarik dengan wisata Paralayang yang ada di Batu.

"Saya rekreasi tak perlu jauh-jauh ke Batu mas, di dusun saya sendiri ini kalau malam sudah seperti Paralayang," terang Rofiq, Kamis (08/12/2016).

Kalau dilihat pada malam hari dari ketinggian dusun ini nampak ribuan titik lampu berwarna-warni dari berbagai daerah dapat terlihat dengan sangat mempesona

Mulai dari Pandaan, Gempol, Beji, Sukorejo dll menjadi sajian utamanya berpadu dengan bintang dilangit, bekedip layaknya kunang-kunang tersapu udara. Dan pada pagi harinya dapat menikmati suguhan pesona terbitnya matahari dari ufuk timur.

Inilah salah satu pesona keindahan alam Pasuruan yang menjadi salah satu embrio destinasi wisata pegunungan Prigen, Rofiq berharap nantinya daerah Kebonagung mendapat legalitas oleh sentuhan pemerintah dan dipromosikan menjadi wisata unggulan Pasuruan.

"Semoga pemerintah menjadikan Kebonagung ini menjadi daerah wisata yang diresmikan dan dikelola oleh pemerintah melalui Badan Promosi Pariwisata Daerah mas," jelas Rofiq.

Jurnalis : Mahdi Ramadhan Muzakky (Sketsa Pandaan)

Rabu, 07 Desember 2016

KISAH MBAH PANDAK, WALI PENDIRI PANDAAN


"MBAH PANDAK, SANG WALI PENDIRI PANDAAN"
Pandaan - Pandaan merupakan salah satu diantara 24 Kecamatan yang berada di wilayah Kabupaten Pasuruan, Pandaan juga mempunyai jumlah penduduk yang sangat padat dan mayoritas penduduk daerah ini berdagang.
Hal itu dikarenakan perekonomian didaerah ini berkembang dengan sangat pesat. Industri, Pasar Modern dan Tempat Kuliner pun juga berdiri di Pandaan. Oleh karenanya tak heran julukan 'Metropolis Pasuruan' pun disematkan kepada Pandaan.
Namun, Pandaan juga memiliki ikatan sejarah yang sangat kuat, Banyak versi cerita turun temurun mengenai Pandaan. Salah satu yang tersohor adalah mengenai keberadaan sosok orang tua yang bernama 'Mbah Pandak'.
Kami berkesempatan menelusuri salah satu Tempat Pemakaman Umum (TPU) Rukun Bhakti Pandaan yang berada di wilayah Lingkungan Turus, Kelurahan Pandaan. Disana bersemayam wali pendiri Pandaan yang bernama Mbah Pandak itu.
Tembok kokoh 3 dimensi dengan ukuran 9 m² mengelilingi makam dan beratap genting yang dibangun seperti sebuah surau. Pada salah satu sisi tembok makam terdapat papan yang bertuliskan 'Pesarean Makam Mbah Pandak'. Di sekitar juga tak ditemukan keterangan yang jelas mengenai angka tahun dan data tertulis lainnya wafat wali pendiri Pandaan tersebut.
Silo (33), warga Kampung Baru Pandaan, Yang tinggal disekitar area makam tersebut bercerita bahwa ia pernah melihat ada sosok orang tua dengan postur pendek yang kerap kali menampakkan diri di sekitar makam. Dengan ukuran tubuh yang pendek tersebut orang-orang disini menyebutnya Mbah Pendek atau Mbah Pandak.
"Beberapa tahun silam saya pernah melihat sosok tua dengan postur yang pendek yang sering menampakkan diri di makam ini mas, Orang-orang yang lain pun dari dulu juga demikian. Oleh karenanya orang-orang menyebutnya Mbah Pendek atau Mbah Pandak itu yang sekarang jadi nama Kecamatan Pandaan," cerita Silo,
Beragam cerita mengenai berdirinya Pandaan pun juga lahir dari berbagai versi, Ada juga yang menyebut bahwa Pandaan itu merupakan sebuah tempat pemberhentian tentara kerajaan sehingga dinamakan 'Pandekan' (tempat berhenti) yang diubah menjadi Pandaan.
Tak heran jika memang Pandaan menjadi salah satu tempat tujuan para wisatawan domestik yang hanya ingin melepas lelah atau sekedar berbelanja mencari oleh-oleh ke Pandaan.
Untuk menghormati jasa-jasa yang dilakukan oleh Mbah Pandak, Masyarakat Kelurahan Pandaan membangun makam beliau dengan cara swadaya hingga menjadi bangunan yang tampak istimewa diantara bangunan makam yang lain.
(Mahdi Ramadhan Muzakky/Mokhammad Sofyan)

Sabtu, 03 Desember 2016

REBOISASI, JADIKAN PANDAAN ASRI DAN SEJUK


Pandaan - Dalam meningkatkan kualitas lingkungan hidup reboisasi dilakukan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Pasuruan yang berguna untuk menyerap polusi serta debu dari udara, kemudian membangun kembali habitat serta ekosistem alam, juga mencegah pemanasan global dengan cara menangkap udara yang steril.

Saat ini volume kendaraan pun juga sangat banyak memenuhi jalanan raya, Apalagi di Pandaan yang menjadi salah satu barometer perekonomian di Kabupaten Pasuruan. Oleh karenanya dampak dari penggunaan kendaraan bermotor tersebut menyebabkan polusi udara.

Untuk itu Pemerintah Kabupaten Pasuruan melalui Badan Lingkungan Hidup (BLH) melakukan penanaman (reboisasi) bibit tanaman yang sangat sejuk dan rindang dalam menetralisir serta mengendalikan asap kendaraan bermotor.

Sya'roni (35), selaku Divisi Hubungan Masyarakat Forum Komunikasi Peduli Lingkungan (FKPL) Kabupaten Pasuruan angkat bicara bahwa dengan upaya reboisasi yang dilakukan pemerintah tersebut adalah langkah yang efektif untuk memerangi polusi udara dalam hal ini adalah asap kendaraan bermotor, Untuk itu penanaman pohon dan tanaman pun dilakukan di Pandaan dan sekitarnya.

"Sangat tepat sekali BLH memberikan penghijauan di Pandaan ini, Seperti kita tahu Pandaan sangat padat sekali dengan kendaraan bermotor, Polusi udara pun terjadi setiap hari. Untuk itu reboisasi ini adalah langkah yang paling efektif disamping Car Free Day yang dilaksanakan 2 minggu sekali, Kami dari FKPL senantiasa mendukung penuh program penghijauan yang ada di wilayah Kabupaten Pasuruan termasuk Pandaan ini." terang Sya'roni, Sabtu (03/12/2016).

Sayangnya kerap kali keberadaan dari pohon serta tanaman yang menghiasi median jalan ini rusak akibat ulah masyarakat yang tak bertanggung jawab ketika digelar beberapa event yang melewati jalan tersebut. Hingga kini upaya-upaya reboisasi ini terus dikaji sampai ditemukan solusinya agar ketika event-event pemerintahan berlangsung masyarakat tidak sampai menginjak-injak pohon dan tanaman tersebut.

Jurnalis : Mahdi Ramadhan Muzakky (Sketsa Pandaan)









WATU BANTENG, SITUS SEJARAH DI PANDAAN


Pandaan - Watu Banteng merupakan situs bersejarah yang berlokasi di Kelurahan Jogosari, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan. Situs tersebut berada area tengah persawahan yang ditanami pohon pisang disekitarnya dan berdiri sebuah kompleks perumahan yang juga dinamakan 'Perumahan Watu Banteng'.

Difela Rahma (22), Salah seorang warga Perumahan Watu Banteng menceritakan bahwa yang dimaksud dari Watu Banteng itu adalah sebuah Arca Nandi. Nandi adalah kendaraan suci Dewa Siwa yang disebut juga Lembu Kemakmuran. Nandi dikenal sebagai Pasoepati yang dipuja sebagai pelindung agraris.

Arca Nandi merupakan pertanda keberadaan agama Hindu Siwa pada suatu daerah. Posisi Arca Nandi duduk menghadap kearah selatan, kaki depan ditekuk ke belakang, kaki belakang ditekuk ke belakang, dan kepala telah hilang. Diapit dua pilar yang berbentuk balok dengan bagian atas bulat.

Tidak jauh dari Arca Nandi tanpa kepala dengan dua pilar terdapat yoni berbentuk kubus. Sayangnya situs ini telah dicat dengan warna merah, terlihat dari bekas cat yang masih menempel. Untuk mencapai situs ini pun lumayan sulit. Melewati persawahan yang jalannya sangat sempit, Lengah sedikit pun bisa terjun ke lumpur apalagi dalam kondisi hujan seperti ini areal persawahan juga menjadi becek.

Dengan keadaan tempat seperti ini tidak diketahui arca ini peninggalan dari kerajaan mana karena tidak ada keterangan yang jelas disekitar situs. Entah peninggalan dari kerajaan Majapahit atau Singosari masih belum diketahui. Pada seluruh situs tersebut juga terdapat tulisan '47/PSA/1988'.

Maksud dari tulisan yang tertera pada arca tersebut adalah situs tersebut telah diteliti oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur di Trowulan terakhir pada tahun 1988 dan sampai sejauh ini belum mendapatkan perhatian dari pemerintah lagi.

"Yah begitulah sedikit gambaran yang saya tahu tentang watu banteng ini mas, Sampai sejauh ini pun juga situs ini belum mendapatkan perhatian dari pemerintah sejak terakhir diteliti pada tahun 1988 silam oleh BPCB," cerita Difela, Sabtu (03/12/2016).

Menurut banyak cerita yang beredar di masyarakat, Apabila kepala Arca Nandi disatukan dengan badannya, Maka Arca Nandi ini akan hidup lagi, entah benar atau tidak, Ini hanya sekedar mitos yang beredar disekitar daerah ini. Bahkan konon ada yang mengatakan bahwa kepala dari banteng tersebut kini berada di sekitar area Candi Jawi. Namun setelah dicari dan dibuktikan kepala banteng tersebut memang tidak ada.

"Semoga saja situs ini segera memperoleh perhatian dari pemerintah, Dan saya bisa membayangkan jika suatu hari nanti daerah Perumahan Watu Banteng ini akan ramai menjadi kawasan wisata yang dikunjungi turis domestik dan luar negeri karena terdapat peninggalan sejarah disitu," imbuh Difela.

Jurnalis : Mahdi Ramadhan Muzakky (Sketsa Pasuruan)

Senin, 21 November 2016

PANDAAN MACET, BERKAH BAGI PARA BADUT-BADUT TROTOAR


Pandaan - Disetiap akhir pekan pemandangan kedapatan volume kendaraan di sepanjang jalan Malang-Pandaan selalu terjadi akibat antrian traffic light yang ada di Taman Dayu Pandaan.

Hal ini menjadi salah satu peluang bagi para 'Badut-Badut Jalanan' yang menghiasi median jalan di sepanjang kemacetan tersebut.

Tak tangung-tanggung jumlah mereka mencapai puluhan ketika kemacetan terjadi, Dengan hanya berbekal pakaian dan topeng serta player musik MP3 mereka bebas berekspresi di jalan raya.

Menurut keterangan 'S' (40) salah satu badut jalanan mengaku bahwa setiap minggu ia selalu mangkal di sekitar Dusun Jetak, Desa Karangjati, Kecamatan Pandaan menunggu kemacetan berlangsung yang terjadi mulai dari sore hingga malam hari.

Ia kerap kali mendapatkan hingga ratusan ribu rupiah ketika ia berjoget-joget ria menghibur para pengemudi sembari menikmati kemacetan yang sedang berlangsung.

"Alhamdulillah, Ketika macet berlangsung saya mulai menghibur para pengemudi, Setiap kali saya ngamen gini yah cukuplah buat makan dan kebutuhan sehari-hari," ujar S saat ditemui, Minggu (20/11/2016) sore.

Hal senada juga diungkapkan oleh salah satu pengemudi asal Surabaya bernama Samsul (53), Ia mengaku senang ketika badut-badut jalanan tersebut menghibur para pengemudi, Karena dapat menghilangkan kantuk dan lelah serta bagi rejeki.

"Ketika melihat badut-badut beraksi justru saya merasa senang karena terhibur, Selain itu dapat menghilangkan kantuk dan lelah sembari bagi-bagi rejeki mas, hehehe," kata Samsul.

Sejak diberlakukannya tol Gempol-Pandaan pada 2015 lalu praktis kemacetan hampir setiap minggu terjadi di sekitar Taman Dayu, Hingga kini hal itu dimanfaatkan bagi para badut-badut jalanan dalam menghibur para pengemudi yang terjebak kemacetan.

Jurnalis : Mahdi Ramadhan Muzakky (Sketsa Pandaan)

Jumat, 18 November 2016

MUDAHKAN SISTEM BIROKRASI, DISPENDUKCAPIL KABUPATEN PASURUAN LAYANI JEMPUT BOLA


Pandaan - Dokumen kependudukan seperti Kartu Keluarga (KK), Kartu Tanda Penduduk (KTP), Akte Kelahiran, Akte Kematian dan lain sebagainya, merupakan dokumen yang wajib dimiliki oleh setiap warga negara Indonesia.

Untuk mendapatkan dokumen tersebut masyarakat harus melibatkan peran serta perangkat pemerintahan baik dari tingkat Rukun Tetangga (RT), Rukun Warga (RW), Desa/Kelurahan, Kecamatan hingga tingkat Kabupaten dalam hal ini adalah Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil) Kabupaten Pasuruan.

Sistem birokrasi yang berjenjang mengharuskan masyarakat untuk menyediakan waktu, tenaga dan biaya dalam pengurusan dokumen kependudukan. Hal tersebut menjadi sebab banyaknya penduduk yang tidak memiliki dokumen resmi.

Demi mensiasati kendala tersebut, Kelurahan Pandaan melalui Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil) Kabupaten Pasuruan, menggelar 'Jemput Bola' kepada masyarakat yang dilaksanakan di Pendopo Kelurahan Pandaan yang dimulai pada pukul 07.00-16.00 WIB, dan mampu melayani puluhan penduduk satu Kelurahan Pandaan dengan membuka kesempatan masyarakat dalam mengurus dokumen kependudukan di Kantor Kelurahan Pandaan. Dokumen tersebut dapat berupa Kartu Keluarga (KK), Kartu Tanda Penduduk (KTP) ataupun Akte Kelahiran yang bisa selesai dalam waktu 1 hari.

Kepala Kelurahan Pandaan, Machmud, SH mengucapkan terima kasih kepada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil) Kabupaten Pasuruan dengan kegiatan tersebut masyarakat Kelurahan Pandaan bisa sehari selesai dalam mengurus kartu keluarga yang normalnya bisa mencapai beberapa minggu.

Saya sangat berterima kasih kepada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil) Kabupaten Pasuruan yang memudahkan warga dan masyarakat kami dalam pengurusan dokumen kependudukan, Padahal normalnya untuk mengurus dokumen-dokumen itu masyarakat bisa menghabiskan waktu sampai 14 hari baru bisa menerima dokumen baik itu Kartu Keluarga (KK), Kartu Tanda Penduduk (KTP) ataupun Akte Kelahiran," kata Machmud, Jum'at (18/11/2016).

Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil), Drs. Sunyono M.M juga menerangkan bahwa lamanya kepengurusan dokumen tersebut dikarenakan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil) harus melayani masyarakat se-Kabupaten Pasuruan sehingga terjadi proses antrian yang cukup memakan waktu.

Untuk itu demi mensiasati proses antrian yang cukup panjang tersebut dibentuklah sebuah Unit Pelayanan Teknis (UPT) Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil) yang ada di seluruh wilayah Kabupaten Pasuruan dan upaya 'Jemput Bola' ini dan selain itu juga untuk mendekatkan antara hubungan pemerintah dengan masyarakat.

"Kegiatan jemput bola ini dimaksudkan untuk mendekatkan hubungan pemerintah kepada masyarakat, Oleh karena itu sebaiknya masyarakat datang sendiri untuk mengurus dokumen kependudukan agar mengetahui sistem birokrasi yang sebenarnya dan bukan melalui calo," terang Sunyono.

Jurnalis : Mokhammad Sofyan (Sketsa Pandaan)

Kamis, 17 November 2016

PSBP, MATA PELAJARAN YANG TUAI PRO KONTRA


Pasuruan - Bagi sebagian masyarakat yang mengenyam bangku sekolah dasar, menengah dan atas di kisaran tahun 1990-an pasti pernah belajar dan masih ingat satu mata pelajaran yang disebut PSPB yang merupakan kepanjangan dari Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa.

Sesuai dengan namanya, pelajaran ini mendalami nilai-nilai sejarah yang pernah dilakukan pahlawan-pahlawan nasional dikala itu. PSPB ini masuk dalam kurikulum 1984 dan penyusunannya didominasi sejarawan dari Pusat Sejarah ABRI yang diarsiteki oleh Nugroho Notosutanto.

Momen lahirnya PSPB ini dicetuskan oleh Jenderal M. Jusuf yang mendapati kenyataan bahwa taruna-taruna Akabri saat itu memiliki pengetahuan yang dangkal mengenai sejarah perjuangan bangsa.

Fakta ini oleh M. Jusuf disampaikan kepada Jenderal Soeharto yang sudah sejak lama menginginkan juga penanaman nilai-nilai perjuangan bangsa ke dalam hati siswa dan tidak hanya sebagai mata pelajaran belaka.

Hebatnya mata pelajaran PSPB ini adalah pemberlakukannya sebagai salah satu mata pelajaran secara spesifik diatur dalam TAP MPR No II/MPR/1982 tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) yang menyebutkan bahwa 'Dalam rangka meneruskan dan mengembangkan jiwa, semangat dan nilai-nilai 1945 kepada generasi muda, maka di sekolah-sekolah baik negeri maupun swasta, wajib diberikan Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB)'.

Tetapi dalam penerapannya PSPB ini menuai pro dan kontra di masyarakat sejarah yang sebelumnya tidak banyak diketahui masyarakat dan belum dikupas tuntas kepada media, Oleh karena itu butuh sumber yang kuat terutama sejarawan yang murni akademisi atau saksi kunci dari sejarah itu sendiri dan jauh dari kepentingan politik.

Menurut keterangan Ibnu Toyib (35), Guru sekolah dasar salah satu sekolah negeri di Pandaan mengatakan bahwa sangat tragis melihat sejarah Indonesia ternyata tidak benar-benar asli dari suatu peristiwa bersejarah. Banyak indikasi yang mengarahkan bahwa sejarah dibuat oleh penguasa dan cenderung mengutamakan mereka, Butuh sebuah media untuk mencoba meluruskannya dan melihat dari berbagai perspektif. Sejarah yang sebelumnya dilihat dari perspektif penguasa, mencoba dilihat dari perspektif korban, Oleh karenanya ia setuju jika PSPB ditiadakan sejak 1994 silam.

"PSBP saya nilai sebuah mata pelajaran yang mengindikasikan dan mengarahkan bahwa sejarah itu sepertinya dibuat-buat oleh penguasa saat itu. Saat ini kita butuh media untuk meluruskannya dan melihat dari berbagai perspektif. Mulai dari sumber yang kuat yaitu sejarawan ataupun saksi sejarah itu sendiri," terang Toyib saat ditemui disela-sela kesibukannya, Kamis (17/11/2016)

Tujuan awal pemberlakuan mata pelajaran ini adalah untuk memperkuat rasa moral kebangsaan dan rasa nasionalisme anak-anak sekolah, Agar mempunyai penentuan sikap dan respon yang baik akan perjuangan bangsanya sendiri, Namun sejak tahun 1985, Nugroho Notosutanto arsitek dari PSPB ini wafat serta oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Fuad Hasan kala itu sejak tahun 1994 mata pelajaran PSPB ini ditiadakan dikarenakan menuai pro dan kontra di masyarakat.

Jurnalis : Mahdi Ramadhan Muzakky (Sketsa Pandaan)

Rabu, 16 November 2016

KELURAHAN PANDAAN, JANTUNG PERDAGANGAN DAN PEREKONOMIAN PASURUAN


Pandaan - Sejak adanya peningkatan status dari desa menjadi kelurahan dekade tahun 1980-an sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 26 tahun 2006 Bab IV tentang perubahan status Desa menjadi Kelurahan, Kelurahan Pandaan menunjukkan bahwa memang daerah ini sebagai jantung dari perekonomian di wilayah Kecamatan Pandaan.

Saat itu memang Desa Pandaan sebelum berubah menjadi Kelurahan Pandaan memang memiliki syarat luas wilayah tidak berubah, jumlah penduduk lebih 8.000 (delapan ribu) jiwa atau 1.600 (seribu enam ratus) kepala keluarga.

Sarana dan prasarana pemerintahan bagi terselenggaranya pemerintahan juga sangat layak, potensi ekonomi berupa jenis, jumlah usaha jasa dan produksi, serta keanekaragaman mata pencaharian terutama perdagangan.

Kondisi sosial budaya masyarakat berupa keanekaragaman status penduduk dan perubahan dari masyarakat agraris ke masyarakat industri dan jasa serta meningkatnya kuantitas dan kualitas pelayanan di wilayah Desa Pandaan saat itu.

Nur Yasin, Tokoh Masyarakat yang tinggal di wilayah Kelurahan Pandaan mengatakan bahwa dahulu sebelum statusnya berubah menjadi kelurahan, Desa Pandaan memiliki 3 Dusun yang meliputi Dusun Turus, Dusun Magersari, dan Dusun Plumbon.

Namun dalam perkembangannya saat ini di Kelurahan Pandaan memiliki 6 Rukun Warga dan beberapa lingkungan yang tiap lingkungan dipimpin oleh Ketua Rukun Warga (RW) yang juga merangkap sebagai Ketua Lingkungan atau di wilayah desa disebut sebagai Ketua Dusun (Kasun).

"Dahulu Pandaan hanya memiliki 3 Dusun yaitu Dusun Turus, Dusun Magersari dan Dusun Plumbon, Namun dalam perkembangannya menjadi Kelurahan ada peningkatan menjadi lingkungan yang menyebutkan bahwa tiap dusun disebut sebagai lingkungan," terang Nur Yasin saat ditemui di kediamannya, Rabu (16/11/2016) pagi.

Kelurahan Pandaan kini memiliki 6 Rukun Warga (RW) yang meliputi RW 1 Turus, RW 2 Pesantren, Podorukun dan Niaga, RW 3 Marathon dan Gg. Rapi, RW 4 Magersari, RW 5 Sidomukti, Sidodadi dan Sidomulyo serta RW 6 Plumbon.

Masing-masing lingkungan tersebut memiliki beberapa wilayah jantung perekonomian, Sebut saja Turus dan Plumbon memiliki wilayah yang berdiri Pasar Baru Pandaan yang menjadi salah satu jantung perekonomian yang sangat pesat di wilayah Kecamatan Pandaan bahkan di Kabupaten Pasuruan. Di wilayah Turus tersebut juga terdapat wilayah tambahan diambil dari Kelurahan Jogosari yang bernama Kampung Baru.

Wilayah kampung baru ini sebenarnya adalah kompleks makam yang dijadikan wilayah bagi para pendatang yang berasal dari Madura dan menjadi salah satu wilayah RW 1Turus, Di wilayah Kampung Baru ini juga bersemayam salah satu wali tokoh pendiri Pandaan yang bernama 'Mbah Pandak'.

RW 2  Pesantren, Podorukun dan Niaga berdiri beberapa toko bahan bangunan dan sejumlah toko alat tulis dan kantor serta Pasar Senggol yang bertempat di eks Pasar Lama Pandaan yang menyediakan aneka kebutuhan fashion.

RW 3  Marathon dan Gang Rapi, banyak berdiri pusat jajanan kuliner dan toko elektronik disepanjang Jl. Urip Sumoharjo memutar ke arah Jl. Pahlawan Sunaryo, Di jalan tersebut juga dikenal dengan pusat penjualan bunga yang digunakan untuk ziarah kubur, Apalagi ketika malam jum'at tiba, Tak jarang pedagang disana meraup rejeki di tiap bulannya.

RW 4 Magersari dikenal dengan daerah santri, Dahulu wilayah tersebut berdiri sebuah Pondok Pesantren yang diasuh oleh KH. Musyaffa' dan mempunyai ribuan pengikut dan santri dari berbagai daerah, Juga berdiri pula bangunan Kantor Kecamatan Pandaan serta Gedung Perpusatakaan yang sangat megah dan baru selesai dibangun pada tahun 2016 ini.

RW 5 Sidomukti, Sidodadi dan Sidomulyo dikenal dengan kampung pembuat kue basah dan jajanan tradisional. Setiap harinya wilayah ini senantiasa ramai dikunjungi oleh saudagar-saudagar penjual kue keliling yang mengambil kue untuk dijajakan. Diwilayah ini juga berdiri Pondok Pesantren Sunan Drajat yang diasuh oleh KH. Ahmad Munadi yang memiliki ribuan santri.

Yang terakhir dan mempunyai wilayah yang terbesar adalah RW 6 Plumbon, Wilayah ini dikenal dengan wilayah Industri. Perusahaan-perusahaan besar banyak berdiri di wilayah Plumbon dan sekitarnya, Sebut saja PT. Swedish Match, PT. Widatra Bhakti dll.

Wilayah ini berdiri pula gelanggang olahraga yang sangat legendaris dan menjadi salah satu kebanggaan warga Pandaan yang dinamakan 'Stadion Plumbon Pandaan'. Stadion ini beberapa kali menjadi saksi bisu perhelatan bergengsi di Kabupaten Pasuruan, Kerap kali juga digunakan sebagai tempat pameran dan beberapa kegiatan pemerintahan.

Inilah beberapa potensi perekonomian yang dimiliki Kelurahan Pandaan dan menjadikan Kelurahan Pandaan menjadi salah satu wilayah dengan perekonomian yang paling pesat di Kabupaten Pasuruan melalui perdagangan.

Jurnalis : Mahdi Ramadhan Muzakky (Sketsa Pandaan)

Senin, 14 November 2016

MELALUI MUSIK, FKPL SAMPAIKAN PESAN PEDULI LINGKUNGAN


Pandaan - Program grebek sampah yang dilakukan oleh Forum Komunikasi Peduli Lingkungan (FKPL) Kabupaten Pasuruan bersama Reggae Community Pandaan pada Car Free Day Minggu, 13 November 2016 kemarin mendapatkan antusias dan respon yang sangat luar biasa oleh masyarakat.

Fatoni, Ketua Umum FKPL Kabupaten Pasuruan mengatakan ia melakukan gerakan sweaping sampah di Car Free Day berharap mewujudkan lingkungan bersih dan sehat dan menyampaikan pesan kepedulian lingkungan melalui musik reggae.

Tak tanggung-tanggung yang ia juga menggandeng pemerintahan, beberapa komunitas se-Kabupaten Pasuruan dan perusahaan besar di Pandaan dan komunitas pecinta lingkungan dalam menyampaikan pesan kepedulian lingkungan tersebut.

"Untuk mewujudkan lingkungan bersih dan sehat dan menyampaikan pesan kepedulian lingkungan melalui musik, Pada intinya kami melakukan apa yang bisa kami lakukan terkait kepedulian lingkungan dari pada kita hanya bisa mencela, Komen negatif dan diam di tempat, Lingkungan adalah tempat tinggal kita dan kita sendiri yang harus bertanggung jawab atas lingkungan," jelas Fatoni ketika dihubungi via media sosialnya, Senin (14/11/2016).

Dengan upaya tersebut diharapkan nantinya akan ada perubahan mindset (pola pikir) masyarakat terhadap kepedulian lingkungan. Akhir-akhir ini kita sering melihat dan bahkan sampah selalu berserakan di sekitar Car Free Day seusai kegiatan tersebut berakhir.

Jurnalis : Mahdi Ramadhan Muzakky (Sketsa Pandaan)
Photografer : Arfiani Ridha Alana (Sketsa Pandaan)

Minggu, 13 November 2016

GREBEG SAMPAH CFD, FKPL DAN REGGAE COMMUNTY AJAK SEGENAP KOMUNITAS SADAR PADA LINGKUNGAN


Pandaan - Untuk menciptakan suasana yang bersih dan sehat di lingkungan Car Free Day Pandaan Forum Komunikasi Peduli Lingkungan (FKPL) Kabupaten Pasuruan dan Reggae Community Pandaan menggelar program grebeg sampah yang didukung juga oleh puluhan komunitas dan perusahaan di lingkungan Kabupaten Pasuruan pada Minggu, 13 November 2016.

Mudiono, Salah satu anggota dari Lembaga Lingkungan Hidup (LLH) Lumbangrejo Prigen yang juga turut ikut ke jalan mengatakan bahwa upaya grebeg sampah seperti ini memang sangat sering dilakukan, Namun juga tak memberikan perubahan yang dilakukan masyarakat. Rata-rata volume yang dihasilkan selalu banyak dan berserakan pasca Car Free Day.

"Berbagai upaya sudah sering dilakukan tetapi juga belum membuahkan hasil yang maksimal terhadap lingkungan. Paling tidak dengan berkali-kali upaya grebeg sampah seperti yang kita lakukan ini memberikan perubahan kepada lingkungan agar lingkungan Car Free Day terlihat bersih dan sehat, Kalau melihat setelah Car Free Day sangat miris ketika melihat sampah yang berserakan," kata Mudiono, Minggu (13/11/2016).

Kegiatan tersebut dilaksanakan dengan rute menyisir dari Perempatan Pandaan berjalan menuju depan Rumah Makan Cianjur tempat panggung Reggae yang dilanjutkan dengan sosialisasi dalam mewujudkan lingkungan yang sehat dan bersih di Car Free Day oleh Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Pasuruan, Ir. Muchaimin dan Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Pasuruan, Andri Wahyudi.

Jurnalis : Mahdi Ramadhan Muzakky (Sketsa Pandaan)

SELAMATAN DESA PANDAAN, GELAR KIRAB ANCAK KELILING


Pandaan - Di bulan Safar ini ada sesuatu yang berbeda di Kelurahan Pandaan, Setelah absen puluhan tahun kali ini Kelurahan Pandaan menggelar selamatan desa yang rencananya akan dilangsungkan serentak selama 2 hari berturut-turut pada 18-19 November 2016 di Pendopo Kelurahan Pandaan

Kegiatan selamatan desa ini didukung oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Pasuruan dan juga melibatkan masyarakat se-Kelurahan Pandaan termasuk pemuda dan Ketua Rukun Tetangga dan Rukun Warga se-Kelurahan Pandaan.

Machmud, SH, Lurah Pandaan mengatakan bahwa acara selamatan desa ini dijadwalkan akan ada beberapa serangkaian kegiatan, Dihari pertama akan digelar Khataman Al-Qur'an dan Istigotsah serta Sholawatan yang diiringi dengan Albanjari, Sedangkan dihari yang kedua akan digelar Kirab Ancak dan Parade Drum Band serta Hiburan Wayang Kulit dengan Dalang Ki Tanoyo.

"Nantinya akan ada beberapa kegiatan yang akan berlangsung selama 2 hari itu, yang pertama Khataman Al-Qur'an dan Istigotsah serta Sholawatan yang diiringi dengan Albanjari, Sedangkan dihari yang kedua akan digelar Kirab Ancak dan Parade Drum Band serta Hiburan Wayang Kulit dengan Dalang Ki Tanoyo," terang Mahmud dihubungi via ponsel, Minggu (13/11/2016) pagi.

Lebih lanjut ia menjelaskan khusus untuk Kirab Ancak akan dilangsungkan mengelilingi Kelurahan Pandaan dan mengunjungi beberapa sesepuh Pandaan yang telah wafat, Rute yang dijadwalkan start di Lapangan Plumbon masuk Jl. Pepaya lurus melewati Jl. Sidomukti keluar Jl. Urip Sumoharjo melewati Simpang Empat (Perempatan Pandaan) dan berbelok menuju Jl. Pahlawan Sunaryo. Setelah di Simpang Tiga Turus berbelok kiri menuju Jl. Pesantren keluar melewati Jl. Urip Sumoharjo dan finish di Pendopo Kelurahan Pandaan.

"Untuk kirab nantinya akan dilakukan mengelilingi wilayah se-Kelurahan Pandaan yang start dimulai di Lapangan Plumbon dan finish di Pendopo Kelurahan lagi, Dan juga yang paling utama kita nanti bersama-sama akan mengunjungi makam sesepuh Pandaan seperti Mbah Pandak yang makamnya berlokasi di Makam Kampung Baru Lingkungan Turus," jelas Machmud.

Diharapkan nantinya kegiatan selamatan desa ini akan diperingati setiap tahunnya dan menjadi suasana yang berbeda dan berkesan bagi warga dan masyarakat Pandaan setelah beberapa tahun absen dalam menggelar kegiatan selamatan desa.

Jurnalis : Mahdi Ramadhan Muzakky (Sketsa Pandaan)

Minggu, 16 Oktober 2016

ABDUL KHAMID, PENJUAL BIPANG DAN TING-TING JAHE YANG UNIK


Pandaan - Abdul Khamid begitu nama lengkap beliau yang merupakan kakek penjual makanan 'Bipang (Jipang)' legendaris keliling asal Kota Pasuruan yang mempunyai ciri khas dengan menjajakan barang dagangannya dengan model parikan (pantun).

'Jipang Kurpuk, Anti Mabuk' begitulah salah satu jargon yang beliau bunyikan ketika menjajakan barang dagangannya di Car Free Day Pandaan yang berlangsung pada Minggu, 16 Oktober 2016 pagi.

Pakdhe Khamid, begitu ia dipanggil menjual jipang (bipang, red) keliling disekitar Pandaan sudah sejak puluhan tahun yang lalu, Banyak sekali masyarakat yang tak asing dengan slogan-slogan yang ia bunyikan ketika berjualan melalui parikan (pantun).

Di usia yang sudah mencapai 80 tahun tersebut juga tak menghalangi semangat beliau dalam berjualan, jipang (bipang) yang beliau jual bermerk 'jangkar' dan ting-ting jahe yang merupakan makanan tersohor di Pasuruan.

Beliau mengatakan bahwa dengan menjual jipang (bipang) dan ting-ting jahe menggunakan parikan (pantun) mempunyai daya tarik tersendiri baginya. Banyak orang mengenal beliau melalui pantun-pantun yang ia bunyikan ketika berjualan.

"Saya sudah sejak puluhan tahun lalu berjualan dengan model parikan seperti ini, Alhamdulillah setiap hari untung yang saya peroleh cukup lumayan banyak untuk menyambung hidup," kata Khamid, Minggu (16/10/2016) pagi.

Setiap hari beliau berkeliling di sekitar Pasuruan dan Pandaan menjajakan barang dagangannya dengan parikan (pantun) lucu yang menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi pembeli yang mendengarnya.

Jurnalis : Mahdi Ramadhan Muzakky (Sketsa Pandaan)
Photografer : Riski (Sketsa Pandaan)









Senin, 10 Oktober 2016

TERSUMBAT SAMPAH, WARGA DESA GLAGAHSARI LAKUKAN BERSIH-BERSIH SUNGAI


Sukorejo - Berdasarkan data Badan Meteorologi dan Klimatologi, Bulan Oktober 2016 wilayah Pasuruan telah memasuki musim penghujan dengan curah hujan 50 - 100 mm.

Cuaca dengan curah hujan tersebut memiliki potensi hujan deras dan berakibat meluapnya volume sungai di beberapa wilayah di Kabupaten Pasuruan.

Dalam Upaya menghadapi musibah banjir akibat meningkatnya volume sungai, Masyarakat Desa Glagasari, Kecamatan Sukorejo menggelar grebeg sampah sungai pada Minggu, 09 Oktober 2016 kemarin.

Grebeg sampah sungai dilakukan di Sungai Dusun Palang yang terletak di perbatasan antara Desa Lemahbang dan Desa Glagahsari. Ikut serta dalam kegiatan tersebut, Kepala Desa Glagasari Pratika Hidayat mengatakan bahwa banyaknya sampah yang menumpuk di sungai tersebut kemungkinan karena banjir kiriman dari Desa Pakukerto.

"Sepertinya sampah-sampah yang mengotori sampah di wilayah perbatasan ini adalah kiriman banjir dari arah Desa Pakukerto," kata Kades Glagahsari Hidayat, Senin (10/10/2016) pagi.

Kegiatan atas peran serta Pemerintah Desa, Pemuda Karang Taruna dan Masyarakat setempat ini mampu memindahkan tumpukan sampah yang tersangkut di sungai. Diharapkan aliran sungai akan lancar dan masyarakat terhindar dari bencana banjir.

Fatony, Ketua Forum Komunikasi Pedulu Lingkungan (FKPL) Kabupaten Pasuruan menerangkan memang dibutuhkan kesadaran lebih dari masyarakat untuk menjaga kebersihan aliran sungai, baik dari hulu hingga ke hilir agar aliran sungai lancar tanpa kendala sesuai dengan program FKPL 'Save on the River'.

"Kesadaran masyarakatlah yang memang kita butuhkan untuk menjaga sungai agar tetap bersih dari hulu hingga hilir dan merealisasikan program FKPL 'Save On The River', terang Toni.

Berbagai upaya dilakukan oleh masyarakat dalam menghadapi musim penghujan. Hal itu membuktikan bahwa masyarakat tidak ingin mengalami bencana banjir yang tentunya merugikan. Dengan menjaga kelestarian alam dan lingkungan, maka manusia telah melakukan upaya pencegahan dari bahaya bencana alam.

Jurnalis : Mokhammad Sofyan (Sketsa Pandaan)

Kamis, 06 Oktober 2016

LAMA BERPISAH, ALUMNI MTSN PANDAAN 2002 GELAR TEMU KANGEN


Pandaan - Alumni Sekolah Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Pandaan angkatan 2002, menggelar reuni di C'Bezt Fried Chicken Taman Dayu Pandaan pada Minggu, 12 Oktober 2016. Reuni kedua ini dihelat setelah mereka 14 tahun berpisah lamanya.

Reuni angkatan tersebut digagas melalui media sosial group BlackBerry Messenger (BBM) dan WhatssApp. Selain sebagai wujud syukur, reuni digelar untuk meningkatkan silahturahmi antar alumni yang 14 tahun terputus.

Motor penggerak pelaksana reuni, M. Sofyan Hadi (30) mengaku, melalui pertemuan alumni menjadi alat untuk menyatukan kembali hubungan mantan-mantan siswa-siswi yang tak pernah lagi bertemu setelah 14 tahun.

“Selain mempererat silaturahmi, sekaligus mengenang-ngenang kembali masa-masa sekolah,” aku Hadi, Kamis (06/10/2016)

Acara reuni semakin meriah dengan dilakukan beberapa kegiatan mulai dengan lomba sampai dengan karaoke hingga pembagian beberapa doorprize yang hadir bersama di C'Bezt Fried Chicken Taman Dayu Pandaan, Hampir sebagian siswa datang bersama dengan keluarganya.

“Selama 14 tahun akhirnya kami bisa berkumpul kembali. Dengan diadakan reuni dan temu kangen ini saya pribadi ingin senantiasa bersilaturrahmi dan terus berkomunikasi dengan teman-teman,” lanjut Hadi.

Sementara Arif Rahman (31), Juga salah satu motor penggerak alumni berharap, ajang silaturahmi bersama teman-teman menjadi kekal. Dengan digelarnya kegiatan reuni dan temu kangen alumni MTsN Pandaan angkatan 2002 ini diharapkan menjadi salah satu contoh dan semangat dalam menghimpun siswa dan siswi serta menyemarakkan acara reuni di tahun mendatang.

“Reuni ini bukan kegiatan untuk membandingkan status, tapi ungkapan rasa persahabatan, melepas rindu sesama teman lama, sekaligus menjadi teman bersama selamanya apapun keadaannya sekarang. Reuni ini adalah reuni kedua yang paling berkesan setelah puluhan tahun berpisah serta kita banyak belajar terhadap pengalaman reuni kecil tetapi sangat meriah di tahun ini,” ucap Arif.

Jurnalis : Mahdi Ramadhan Muzakky (Sketsa Pandaan)

Minggu, 18 September 2016

SKETSA PANDAAN, RAYAKAN HARI JADI KE-2 SANGAT SEDERHANA


Pandaan - Perayaan hari jadi Sketsa Pandaan yang kedua jatuh pada tanggal 18 September 2016 bersamaan dengan peringatan hari jadi Kabupaten Pasuruan yang ke-1087 berjalan sukses dan lancar berkat kinerja keras para anggotanya.

Puncak perayaan hari jadi yang kedua tersebut dilaksanakan dengan acara kopi darat dan doa bersama dan tiup lilin pada sepiring martabak manis atau terang bulan secara simbolis di Warung Rocket Vintage Food pada hari Minggu, 18 September 2016 malam.

Riski, Selaku Ketua Bidang Penyebarluasan Informasi Sketsa Pandaan mengucapkan banyak terima kasih kepada segenap official Sketsa Pandaan yang sudah bekerja keras selama 2 tahun ini.

"Alhamdulillah perayaan Sketsa Pandaan kali ini berlangsung sederhana, Ini merupakan pengalaman yang kedua bagi kelompok informasi yang kami jalankan dengan melaksanakan kopi darat dan do'a bersama," kata Riski.

Dengan pelaksanaan peringatan hari jadi tersebut diharapkan Sketsa Pandaan senantiasa dapat memberikan informasi yang bermanfaat kepada seluruh masyarakat dengan meningkatkan semangat kebersamaan dan motivasi kerja untuk terwujudnya Kabupaten Pasuruan Maslahat meskipun beberapa waktu lalu sempat Sketsa Pandaan vakum dalam dunia informasi karena kesibukan dari beberapa anggotanya.

"Semoga kami tetap menjalankan kinerja ini dengan penuh keikhlasan dan amanah dan meningkatkan semangat kebersamaan untuk mewujudkan Kabupaten Pasuruan yang senantiasa Maju, Aman, Sehat Lahir Batin, Adil dan Bermartabat (Maslahat), Kita juga harus menyadari bahwa dari masing-masing anggota sibuk karena tugasnya masing-masing, Namun hal itu bukan menjadi penghalang untuk kita terus berkarya," pungkas Riski.

Jurnalis : Mahdi Ramadhan Muzakky (Sketsa Pandaan)

Senin, 22 Agustus 2016

LOMBA MANCING BERSAMA, MERIAHKAN HUT RI KE-71 DI KELURAHAN PANDAAN


Pandaan - Banyak cara dilakukan untuk memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-71 Kemerdekaan Republik Indonesia. Pada peringatan kali ini Kelurahan Pandaan menggelar lomba mancing di Sungai Pasar Baru Pandaan, Senin , 22 Agustus 2016 siang.

Acara yang dimulai pukul 14.00 WIB tersebut dengan mengambil tema 'Kerja Nyata' yang sesuai dengan peringatan hari kemerdekaan tahun 2016 ini.

Nasikin (47), Salah satu peserta mengatakan, selain untuk ikut memeriahkan HUT RI ke-71, kegiatan mancing bersama ini sebagai salah satu bentuk silaturahmi untuk mengakrabkan beberapa warga lingkungan se-Kelurahan Pandaan.

"Cukup banyak peserta yang ikut dalam perlombaan ini, Tahun-tahun sebelumnya memang pemerintah setempat jarang sekali mengadakan, hanya ada pada daerah-daerah tertentu di wilayah Pandaan, Dengan adanya kegiatan ini jadi sesama warga akhirnya dapat bercanda bersama dan menjalin silaturrahmi," kata Nasikin.

Sekitar puluhan peserta ikut ambil bagian dalam lomba mancing bersama ini dan sangat antusias dalam mengikuti perlombaan yang dijadwalkan akan berakhir pada sore nanti serta hadiah yang cukup besar bernilai jutaan rupiah siap menanti para peserta yang turut meraimaikan peringatan HUT RI ke-71 Kelurahan Pandaan.

Jurnalis : Mahdi Ramadhan Muzakky (Sketsa Pandaan)
Fotografer : Riski (Sketsa Pandaan)

Minggu, 14 Agustus 2016

SEMARAKKAN HUT RI KE-71, KELURAHAN JOGOSARI GELAR LOMBA PATROL

Pandaan - Untuk meramaikan semarak hari kemerdekaan Indonesia yang ke-71, Kelurahan Jogosari, Kecamatan Pandaan menggelar kegiatan lomba patrol pada Sabtu, 13 Agustus 2016 malam.

Kegiatan tersebut diikuti oleh ratusan peserta yang terdiri dari beberapa lingkungan Kelurahan Jogosari seperti Jabon, Wringinanom, Juanda dan Jogonalan.

Saiful (17), Salah satu peserta lomba patrol mengatakan bahwa ia sangat senang dengan penyelenggaraan kegiatan lomba patrol yang diadakan oleh Kelurahan Jogosari tersebut, Karena merupakan sesuatu hal yang unik ditengah peradaban kota yang semakin maju tetapi ada suatu kegiatan tradisional yang dilombakan.

"Alhamdulillah, senang sekali ada kegiatan seperti ini. Harapan saya tiap tahun digelar lomba patrol sebagai salah satu pelestarian kegiatan tradisional yang berkembang di wilayah perkotaan seperti Pandaan ini," kata Saiful.

Rute kegiatan lomba patrol tersebut melintasi beberapa lingkungan yang dimulai dari Jabon berputar ke arah Wringinanom melintas simpang empat Pandaan dan berakhir di Lingkungan Juanda Pandaan.

Kegiatan itu memancing antusiasme penonton, Karena beberapa beserta menggunakan kostum yang unik, Diantara salah satunya ada karakter punikawan Semar, Gareng, Petruk dan Bagong, Karakter Tuyul, Pocong, Pasukan Perang yang turut serta meramaikan kegiatan patrol di Kelurahan Jogosari.

Jurnalis : Mahdi Ramadhan Muzakky (Sketsa Pandaan)
Photografer : Riski (Sketsa Pandaan)




Selasa, 28 Juni 2016

BANGUN SILATURRAHMI, FKPL DAN AQUA GELAR SARAHSEHAN DAN BUKA PUASA


Pandaan - Dalam rangka menjalin silaturrahmi Forum Komunikasi Peduli Lingkungan (FKPL) Kabupaten Pasuruan menggelar sarahsehan yang dilaksanakan di Aula PT. Tirta Investama pada Senin, 27 Juni 2016 sore.

Kegiatan itu dihadiri sejumlah pejabat di lingkungan Kabupaten Pasuruan diantaranya adalah Kepala BLH Kabupaten Pasuruan, Ir. Muchaimin, Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Pasuruan, Andri Wahyudi, Ketua Forum Daerah Aliran Sungai (Fordas) Kabupaten Pasuruan Sulis, Ketua Yayasan Alam Hijau, Cahyono Priambodo dan Kepala Desa Glagahsari Sukorejo.

Inti dari kegiatan yang mengambil tema 'Membangun Silaturrahmi Semua Pihak Sebagai Wujud Kepedulian Terhadap Lingkungan' tersebut adalah sosialisasi terhadap peran serta FKPL kepada masyarakat serta membangun jaringan dengan semua lapisan masyarakat yang peduli terhadap lingkungan.

Fatoni (35), Ketua FKPL Kabupaten Pasuruan mengatakan bahwa dengan kegiatan silaturrahmi tersebut menunjukkan bahwa FKPL bukan hanya sekedar bendera hijau yang kosong, tetapi peran serta masyarakat juga dibutuhkan untuk membangun kekuatan demi terwujudnya Kabupaten Pasuruan bersih dan maslahat.

"Tujuan kami menggelar silaturrahmi adalah membangun jaringan serta menunjukkan kepada masyarakat bahwa ada segilintir orang yang digerakkan oleh beberapa pemuda dan pemudi se-Kabupaten Pasuruan yang peduli terhadap lingkungan, Ini merupakan tantangan bagi kami semua untuk melebarkan sayap membangun jaringan serta silaturrahmi kepada semua pihak tersebut disamping juga ada elemen pemerintah yang mendukung," kata Toni, Selasa (28/06/2016).

Sampai sejauh ini memang penurunan kualitas lingkungan di Kabupaten Pasuruan sangat terlihat, Bahkan diakhir musim penghujan yang lalu beberapa daerah di Kabupaten Pasuruan terkena dampak banjir, Hal tersebut tak lain dan tak bukan faktor yang paling mendasar adalah penanganan sampah di beberapa daerah yang kurang maksimal.

Sementara itu Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Pasuruan, Ir. Muchaimin menjelaskan bahwa saat ini sampah yang terdapat di Kabupaten Pasuruan meningkat sangat drastis, Hal tersebut juga tak diimbangi dengan armada truck yang dimiliki BLH Kabupaten Pasuruan, yang pada akhirnya menjadi salah satu kendala pengangkutan dan volume sampah yang kian meningkat.

Pihaknya akan terus berupaya semaksimal mungkin untuk menyediakan armada serta sosialisasi kepada desa dan kelurahan terkait penanganan sampah terpadu (TPST) 3R di seluruh wilayah Kabupaten Pasuruan dan menobatkan 4 desa dan kelurahan diantaranya adalah Desa Sumbersuko, Desa Lemahbang, Desa Glagahsari dan Kelurahan Ledug sebagai daerah percontohan pengolahan TPST 3R.

"Armada pengangkutan yang dimiliki BLH sangat terbatas, Sedangkan volume sampah terus meningkat, Hal itu tentunya harus sinergi dengan tempat pengolahan sampahnya juga, Kami juga sudah menobatkan 4 desa dan kelurahan diantaranya adalah Desa Sumbersuko, Desa Lemahbang, Desa Glagahsari dan Kelurahan Ledug sebagai daerah percontohan pengolahan TPST 3R untuk dijadikan contoh daerah lain dalam penanganan sampah agar penanganan volume sampah berkurang dan armada yang mengangkut dapat berjalan maksimal," jelas Muchaimin.

Jurnalis : Mahdi Ramadhan Muzakky (Sketsa Pandaan)

Senin, 20 Juni 2016

TRETES NIGHT RUN, TANTANGAN BAGI PARA PECINTA LARI


Prigen - Event yang memadukan olahraga, petualangan, rekreasi dan hobi dimana peserta diajak berolahraga dengan rute yang menantang di area pegunungan kawasan wisata Tretes Prigen dengan ketinggian 800 mdpl melalui medan naik turun layaknya seorang petualang turun, layaknya seorang petualang untuk menyalurkan hobi para pecinta lari dan sebagai rekreasi bagi keluarga.

Menurut keterangan Lukas Cahyabuana, Kepala Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Kabupaten Pasuruan, Tretes Night Run kembali diadakan dengan track yang melewati obyek wisata, eco wisata, hotel, area kuliner serta daerah-daerah yang mempunyai view exotic dengan medan yang naik turun menawarkan tantangan dan keindahan.

"Tretes Night Run kembali diadakan dengan melewati obyek wisata yang ada di pegunungan Tretes dan menawarkan tantangan serta keindahan alam disana," terang Lukas, Senin (20/06/2016).

Tretes Night Run juga merupakan satu-satunya event yang digelar malam hari dengan rute track pegunungan dan menyajikan beberapa hadiah serta fasilitas bagi peserta yang mengikuti kegiatan, Rencananya kegiatan ini akan dilaksanakan pada Sabtu, 06 Agustus 2016 mendatang.

Jurnalis : Arfiani Ridha Alana (Sketsa Pandaan)

Minggu, 19 Juni 2016

TAKJIL ON THE ROAD, RUTINITAS KOMUNITAS DALAM BERBAGI DI BULAN RAMADHAN


Pandaan - Bulan Ramadhan merupakan bulan yang penuh berkah bagi umat muslim diseluruh dunia. Dengan bulan yang penuh berkah ini memberikan sedikit pengaruh sosial yang kuat dengan berbagi dalam kegiatan Takjil On The Road (TOTR) yang sampai sejauh ini menjadi salah satu upaya efektif dalam menjalin hubungan sosial antara satu masyarakat dengan masyarakat yang lain.

Seperti yang dilakukan oleh Komunitas Pandaan Adventure (Pa'ad), Pandaan Photography Ponsel (3P), Pandaan Exopet Lovers (Panel) dan Pandaan Facebook (PdF) membagikan takjil secara gratis dengan mengusung tema 'Pandaan Berbagi Takjil On The Road 4 Community 1 Purpose' yang digelar pada Sabtu, 18 Juni 2016 sore di depan Gedung Koramil Pandaan.

Drs. H. Muhammad Isnu Latifatul Rochman, M.Si, Pakar Phonegraphicmatika dari Pandaan Photography Ponsel​ (3P) mengatakan bahwa dengan berinteraksi dengan masyarakat melalui pembagian takjil maka dapat saling mengenal satu sama lain antar komunitas dan lebih akrab dengan masyarakat, Sehingga bisa menumbuhkan rasa kekeluargaan yang erat antar komunitas dan masyarakat.

"Dengan pembagian takjil gratis seperti ini kami berharap komunikasi senantiasa tumbuh dari berkah di Bulan Ramadhan, Dengan adanya kegiatan rutin setiap tahun ini jadi kita bisa menciptakan rasa kekeluargaan dengan komunitas dan masyarakat," kata Isnu, Minggu (19/06/2016).

Hal ini membuktikan kepedulian sosial masyarakat pada komunitas-komunitas di Pandaan sangat kuat. Kegiatan Takjil On The Road (TOTR) rutin dilaksanakan setiap tahun pada bulan Ramadhan dan banyak melahirkan komunitas-komunitas dari berbagai kegemaran yang memberikan dampak positif kepada masyarakat.

Jurnalis : Mahdi Ramadhan Muzakky (Sketsa Pandaan)

Rabu, 15 Juni 2016

SKETSA PANDAAN, PERCEPAT AKSES KOMUNIKASI DAN INFORMASI MELALUI MEDIA SOSIAL


Pandaan - Sketsa Pandaan merupakan Komunitas Informasi yang berasal dari Kecamatan Pandaan dan dibina oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Pasuruan dibentuk bertepatan dengan hari jadi Kabupaten Pasuruan yang ke-1085 pada tanggal 18 September 2014 silam.

Mokhammad Sofyan, Sekretaris Sketsa Pandaan mengatakan bahwa pengertian Sketsa menurut filosofinya adalah sebuah gambaran kasar dari kacamata kehidupan sekitar masyarakat, Ketika mereka melihat disitulah mereka tulis dan menjadi informasi yang diteruskan kepada masyarakat.

"Sketsa adalah sebuah gambaran kasar dari kehidupan sekitar kita, Kita melihat kejadian disekitar kita dan kita aktualisasikan dalam sebuah tulisan," terang Sofyan.

Informasi juga dapat dijadikan suatu pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari sebagai konsumsi publik. Melalui media sosial Sketsa Pandaan mendorong tumbuh kembangnya komunikasi dan informasi agar dapat cepat dan tepat diketahui oleh masyarakat tentunya dengan fungsi kontrol dan kode etik jurnalistik.

Sketsa Pandaan memiliki beberapa bidang diantaranya adalah Bidang Pengumpulan Informasi, Bidang Pengelolaan Informasi, Bidang Penyebarluasan Informasi serta Bidang Wirausaha yang dikelola oleh beberapa pengurus harian dan staf.

Peran sebuah media saat ini memang sangat dibutuhkan masyarakat dalam mempercepat akses komunikasi dan informasi untuk menunjang kebutuhan hidup sehari-hari, Dengan menggunakan smartphone tiap orang lebih mudah memperoleh informasi, Oleh karena itu Sketsa Pandaan menciptakan sebuah karya dengan informasi-informasi yang sangat bermanfaat bagi masyarakat.

Jurnalis : Mahdi Ramadhan Muzakky (Sketsa Pandaan)

Kamis, 09 Juni 2016

SAMBUT BULAN RAMADHAN, FKPL BERSIH-BERSIH SAMPAH SUNGAI BARENG SMKN 1 GEMPOL


Gempol - Dalam rangka upaya sosialisasi, edukasi dan pembentukan kader lingkungan hidup oleh Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Pasuruan digelar suatu kegiatan yang tak asing lagi bagi Forum Komunikasi Peduli Lingkungan (FKPL) Kabupaten Pasuruan yaitu, Grebeg Sampah Sungai.

Kali ini, FKPL Kabupaten Pasuruan bekerja sama dengan SMK Negeri 1 Gempol dengan membersihkan sampah sungai Kepulungan Gempol yang dilaksanakan pada Sabtu, 04 Juni 2016 pagi dibarengi oleh beberapa aktivis peduli lingkungan seperti Karang Taruna Opek Gempol, Karang Taruna Bintang, Relawan Aqua, Yayasan Alam Hijau dan sejumlah Laskar Pasuruan Maslahat serta didukung oleh Forum Daerah Aliran Sungai (Fordas) Kabupaten Pasuruan dll.

Turut hadir Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Pasuruan Andri Wahyudi, Anggota DPRD Kabupaten Pasuruan Komisi C Samsul Hidayat dan Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Pasuruan Ir. Muchaimin, Camat Gempol Drs. H.M. Ridwan.

Dalam sambutannya, Ir. Muchaimin mengatakan bahwa pendidikan lingkungan sangatlah penting, Apalagi kali ini melibatkan SMK Negeri 1 Gempol yang juga termasuk salah satu sekolah program adiwiyata dan penyelenggaraannya langsung dilakukan oleh siswa dan siswi, Dengan begitu mereka akan tahu bahwa menjaga dan membersihkan sungai sangatlah penting agar tidak terjadi banjir.

"Sangatlah penting menjaga sungai dan membersihkan sampah yang ada disana, Selain itu juga dapat mengurangi resiko terjadinya banjir," kata Muchaimin dalam sambutannya.

Kegiatan itu merupakan salah satu penanda bahwa dengan menyambut bulan suci Ramadhan, FKPL mempunyai inisiatif untuk tergerak merealisasikan keinginan SMK Negeri 1 Gempol dalam menciptakan lingkungan yang bersih, sehat dan terbebas dari sampah.

Fatoni, Ketua Forum Komunikasi Peduli Lingkungan (FKPL) Kabupaten Pasuruan saat ditemui menjelaskan bahwa bulan puasa identik dengan suci dan bersih, Tak hanya jiwa raga yang bersih tetapi lingkungan juga harus bersih dan terbebas dari sampah.

"Memang kami sangaja mengambil momen yang tepat bekerjasama dengan SMKN 1 Gempol dengan melakukan grebeg sampah yang kami gelar beberapa waktu lalu menjelang bulan Ramadhan, Ramadhan identik dengan bersih dan suci, Lingkungan pun juga demikian harus mendapatkan sentuhan agar bersih dan juga terbebas dari sampah," tandas Toni.

Jurnalis : Mahdi Ramadhan Muzakky (Sketsa Pandaan)

Senin, 06 Juni 2016

KIM PECINAN GELAR DIALOG PUBLIK SITUS RAOS


Gempol - Dalam rangka menggali sejarah situs pecinan yang terletak di Dusun Raos Baru, Desa Carat, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan digelar kegiatan Dialog Publik oleh Kelompok Informasi Masyarakat Pecinan Desa Carat yang bekerja sama dengan Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Pasuruan dan Dewan Kesenian dan Kebudayaan (DK3P) pada Sabtu, 04 Juni 2016 siang yang bertempat di lokasi situs Raos Pecinan, Desa Carat.

Kegiatan tersebut juga dihadiri oleh sejumlah pejabat diantaranya adalah Samsul Hidayat dari Komisi C DPRD Kabupaten Pasuruan, Drs. H.M. Ridwan Camat Gempol, Kepala Desa Carat Abdul Rohman, Sekretaris Kominfo Kabupaten Pasuruan Muslich dan beberapa undangan yang hadir.

Dalam dialog tersebut, Samsul Hidayat dari Komisi C DPRD Kabupaten Pasuruan yang membidangi pembangunan mengatakan bahwa memang akses untuk menuju Situs Raos Pecinan memang butuh sentuhan pembangunan, Apalagi jalan untuk menuju situs tersebut rusak, Selain itu juga kedepan akan diupayakan dalam peningkatan infrastruktur berupa pembangunan MCK.

"Saya pribadi mewakili Bidang Pembangunan Komisi C DPRD Kabupaten Pasuruan akan berupaya dalam meningkatkan infrastruktur untuk menuju situs Raos Pecinan ini sebagai salah satu Desa Cagar Wisata Budaya dengan pembangunan jalan dan MCK yang ada disini," terang Samsul dalam sambutannya.

Dialog Publik yang mengambil tema 'Menggali sejarah situs Pecinan sebagai media penginformasian menuju Desa Wisata Cagar Budaya' tersebut berlangsung khidmat, Dimoderatori oleh Martina Ari Saraswati, S.Sn Ketua Departemen Media Rekam IT dan Perfilman DK3P dengan menghadirkan dua narasumber yaitu dari Balai Pelestarian Cagar Budaya Trowulan Jawa Timur serta Ki Bagong Sabdo Sinukarto dari Dewan Kesenian dan Kebudayaan Kabupaten Pasuruan (DK3P) yang menjelaskan mengenai sejarah dan perkembangan situs Raos Pecinan tersebut hingga sampai saat ini.

Ki Bagong Sabdo Sinukarto, Narasumber menjelaskan jangan mempersempit budaya, Karena budaya adalah sebagai salah satu bagian dari kehidupan dan kebiasaan, Sebagai salah satu contohnya adalah kampung budaya yang ada di Dusun Sejo, banyak orang yang menganggap bahwa kampung tersebut identik dengan gambar-gambar yang ditampilkan, Padahal unsur budaya bukanlah seperti itu yang identik dengan salah satu bagian namun budaya sangat luas.

"Jangan mempersempit budaya, Budaya merupakan suatu kebiasaan dari kehidupan sehari-hari, Jangalah sirik, Tidak ada yang musrik, Karena budaya itu asik," ujar ki Bagong.

Situs Raos Pecinan memang sulit ditemukan sebelumnya, Untuk menuju kesana pengunjung harus melewati perkebunan tebu, Minimnya rambu petunjuk juga terkadang membuat para pengunjung sedikit kecewa lantaran tak menemukan lokasi situs tersebut karena lokasi situs itu berada di tengah-tengah lahan perkebunan tebu yang sangat segar.

Dengan adanya dialog publik tersebut masyarakat berharap Dusun Raos Baru, Desa Carat, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan itu menjadi salah satu lokasi Desa Wisata Cagar Budaya yang dimiliki Kabupaten Pasuruan dan menjadi salah satu wawasan mengenai asal usul sejarah situs Raos Pecinan.

Sementara itu Yahya, yang asli warga Gempol mengaku bahwa ia sebelumnya tidak tahu jika terdapat situs di daerah Carat, Ketika ada kegiatan dialog publik tersebut ia baru tahu bahwa di daerahnya terdapat situs budaya.

"Saya mendengarkan banyak tentang dialog tadi, Sedikit banyak akhirnya saya tahu bahwa di Kabupaten Pasuruan sangat kaya akan lokasi cagar budaya, Meskipun saya bukan dari Dusun Raos tetapi saya sangat bangga Kecamatan Gempol nantinya akan mempunyai Desa Wisata Cagar Budaya," terang Yahya. 

DARURAT SAMPAH, FKPL GELAR BERSIH-BERSIH PASAR WISATA CHENG HOO


Pandaan - Sebagai salah satu lokasi wisata favorit di Kabupaten Pasuruan, Pasar Wisata Cheng Hoo saat ini menjadi tempat yang paling ramai dikunjungi oleh masyarakat dari penjuru daerah di Jawa Timur karena letaknya yang strategis berada diantara Malang dan Surabaya.

Namun sayang keberadaan Pasar Wisata Cheng Hoo yang banyak dikunjungi masyarakat tersebut justru menimbulkan polemik yaitu mengenai keberadaan sampah dan terlihat kotor setiap harinya akibat dampak pembuangan sampah secara liar oleh pengunjung.

Hal tersebut mendapatkan perhatian khusus dari Forum Komunikasi Peduli Lingkungan (FKPL) Kabupaten Pasuruan dalam menangani permasalahan sampah yang ada di sekitar lokasi Pasar WIsata Cheng Hoo yang setiap hari volumenya semakin meningkat dan berserakan.

Melalui program Green Village atau dapat disebut Desa Hijau, FKPL menggelar bersih-bersih sampah yang dipusatkan di lokasi Pasar Wisata Masjid Cheng Hoo pada Minggu, 29 Mei 2016 pagi yang dihadiri oleh Ketua Komisi C DPRD Kabupaten Pasuruan Andri Wahyudi, Camat Pandaan Suwito Adi, Lurah Petungasri Pramono, Siswa siswi SMPN 1 Pandaan, Karang Taruna Opek, Pandaan Photography Ponsel (3P) dan sejumlah aktivis peduli lingkungan yang ada di Kabupaten Pasuruan.

Fatoni, Ketua FKPL mengatakan bahwa saat ini ia melihat lokasi Pasar Wisata Cheng Hoo sedang dalam 'darurat sampah', Oleh karenanya ia bersama rekan-rekannya tergerak dalam menjalankan aksi untuk membersihkan lokasi pasar wisata tersebut sebagai salah satu upaya membersihkan lingkungan menyadarkan masyarakat agar tidak membuang sampah secara sembarangan.

"Terkait dengan timbulan sampah yang sangat banyak, Kami dari FKPL ingin memberikan pendidkan kepada masyarakat akan pentingnya kebersihan, Saya melihat pasar wisata cheng hoo ini semakin hari semakin ramai, Tetapi ironisnya tak diimbangi dengan kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan," terang Fatoni, Minggu (29/05/2016).

Pihaknya terus dan senantiasa berkoordinasi dengan pemerintah dalam hal penanganan lingkungan, Terutama Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Pasuruan dan beberapa dinas terkait serta pemerintahan setempat untuk melakukan aksi yang nyata betapa pentingnya menjaga dan melestarikan lingkungan dengan memberikan contoh kepada masyarakat.

"Kami senantiasa menjalankan kegiatan secara sistematis dan rutin akan kami gelar di beberapa daerah bekerjasama dengan dinas terkait pada program FKPL, Memang perlu adanya pendidikan dan kesadaran masyarakat betapa pentingnya menjaga dan melestarikan lingkungan, Jika lingkungan kita bersih hidup kita juga sehat," tutup Fatoni.

Jurnalis : Mahdi Ramadhan Muzakky (Sketsa Pandaan)

Minggu, 29 Mei 2016

PROGRAM SATRYA EMAS, RESMI DILAUNCHING BUPATI


Pandaan - Bupati Pasuruan, H.M. Irsyad Yusuf, SE, MMA secara resmi melaunching program Pusat Strategi dan Pelayanan Ekonomi Maslahat atau yang disingkat dengan Satrya Emas.

Acara tersebut digelar di halaman Kantor Kecamatan Pandaan pada Jumat, 27 Juni 2016 malam yang juga dihadiri oleh Ketua DPRD Kabupaten Pasuruan, Sudiono Fauzan, Sejumlah Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Kabupaten Pasuruan.

Hadir pula sutradara dan crew Film Islam Nusantara yang saat ini sedang melakukan pengambilan gambar untuk film itu di area Kabupaten Pasuruan.
Meskipun kegiatan sempat diguyur hujan. Namun, acara launching ini tetap berjalan lancar dan berlangsung meriah disaksikan oleh masyarakat sekitar, yang sejak sore sudah datang ke lokasi acara.

Dari ke-24 pimpinan Kecamatan juga ikut serta dan maju satu persatu ke atas panggung dan mengenalkan produk unggulan yang ada di wilayah mereka masing-masing sebagai salah satu program yang digagas oleh bupati yaitu strategi dan pelayanan ekonomi maslahat.

Dalam sambutannya, Irsyad mengatakan bahwa potensi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Kabupaten Pasuruan sangat luar biasa. Untuk itu, melalui program Satrya Emas yang digagas bersama dewan riset daerah beliau berharap dapat membantu mendorong lajunya UMKM di wilayah Kabupaten Pasuruan.

Launching Satrya Emas ini juga ditandai dengan menekan tombol dan suara sirine yang dilakukan oleh Bupati Pasuruan, Irsyad Yusuf dengan disaksikan oleh para SKPD dan undangan serta masyarakat yang hadir.

“Dengan adanya program Satrya Emas ini, Saya berharap dapat mempercepat terwujudnya masyarakat Kabupaten Pasuruan yang Maslahat. Dan kami juga menghimbau agar masyarakat ikut berpartisipasi dalam melakukan percepatan itu, Dengan mengucap bismillahirrahmanirrohim. Program Satrya Emas malam ini resmi saya launching,” kata Irsyad.

Jurnalis : Mahdi Ramadhan Muzakky (Sketsa Pandaan)
Photografer : Riski (Sketsa Pandaan)




Rabu, 18 Mei 2016

COBAN NGEONG, WISATA ALAM YANG INDAH DAN BELUM TERJAMAH



Prigen - Dari sejumlah kawasan wisata yang ada di Kabupaten Pasuruan yang paling banyak digemari masyarakat adalah air terjun, Air terjun yang terdapat di Kabupaten Pasuruan sangat banyak jumlahnya. Saat ini yang dikelola sudah mencapai ratusan dan banyak dikunjungi oleh wisatawan sebut saja, Air Terjun Kakek Bodo Tretes, Air Terjun Coban Baung Purwosari, dan lain-lain.

Namun ada beberapa air terjun yang 'nasib' nya kurang beruntung, Seperti sebuah air terjun di kawasan Dusun Brubuh, Desa Sukoreno, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan. Air terjun yang terlihat alami dari kejauhan seolah 'mangkrak' tak terurus, Lantaran akses menuju ketempat tersebut sangatlah susah. Sebenarnya keinginan warga Dusun Brubuh mengelola air terjun tersebut, Lagi-lagi infrastrukturlah yang kurang mendukung untuk menuju lokasi tersebut.

Panji (26) warga Dusun Pakel, Desa Sukoreno, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan mengatakan bahwa sebenarnya alam Desa Sukoreno sangatlah indah tak kalah dengan Tretes, Batu, Trawas atau daerah wisata pegunungan yang lain. Rata-rata memang daerah pegunungan didominasi dengan keberadaan air terjun. Namun sayang lokasi air terjun yang kebanyakan orang menyebut 'Coban Ngeong' ini tak mendapatkan perhatian.

"Sayang sekali memang mas Coban Ngeong ini tak mendapatkan perhatian lantaran infrastruktur dan akses menuju kesana kurang mendukung, Sebenarnya kami dari warga desa sudah berupaya untuk mengelola, Namun masih terkendala anggaran untuk itu. kami harap ada dorongan dari dinas terkait untuk merealisasikan pembangunan aksesnya." terang Panji, Rabu (18/05/2016).

Sampai sejauh ini memang keberadaan air terjun tersebut jarang sekali dihampiri, Selain akses dan infrastrukturnya yang kurang memadai juga medan untuk menuju kesana sangat berbahaya, Harus melewati tebing-tebing yang curam. Untuk menikmati keindahan panorama air terjun ini, Maka pengunjung dihimbau untuk berhati-hati dan mencari petunjuk kepada penduduk sekitar.

Jurnalis : Mahdi Ramadhan Muzakky (Sketsa Pandaan)
Photografer : M. Fariadi (Pandaan Photography Ponsel)

Jumat, 13 Mei 2016

GELAR DIALOG PUBLIK, DK3P KENALKAN 'MONTENG'



Bangil - Setelah beberapa waktu yang lalu telah dibahas mengenai senjata khas Kabupaten Pasuruan yang bernama 'Monteng' oleh Ketua Harian Dewan Kesenian dan Kebudayaan Kabupaten Pasuruan (DK3P), Ki Bagong Sabdo Sinukarto pada media cetak yang berjudul 'Garang Tapi Humanis'.

Kini Dewan Kesenian dan Kebudayaan Kabupaten Pasuruan (DK3P) yang didukung oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Pasuruan juga menggelar kegiatan dengan tema 'Dialog Publik Dalam Rangka Memperkenalkan Senjata Tradisional Monteng Kabupaten Pasuruan'.

Bertempat di Lesehan Sebani, Kelurahan Pogar, Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan pada Kamis, 12 Mei 2016 dimulai pukul 09.00 WIB dialog publik telah resmi dibuka oleh Sekretaris Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Pasuruan, Muslich, SE yang didampingi oleh Anggota Bina Masyarakat Polres Pasuruan, Ipda Jumari, Pimpinan Ludruk Arboyo Surabaya, Kaswanto alias Lupus Arboyo, Perwakilan Dewan Kesenian dan Kebudayaan Kabupaten Sumenep, Mahendra, serta Ketua Harian DK3P, Ki Bagong Sabdo Sinukarto.

Hadir pula para Seniman Pencak, Ludruk, Dalang, Musisi, Budayawan, Perupa, Akademisi, LSM serta beberapa Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) yang ada di Kabupaten Pasuruan yang turut serta melihat dan penasaran terhadap 'Monteng' yang dinilai menjadi salah satu senjata sekaligus sebagai alat pertanian yang digunakan Legenda Sagiman atau Sakera pada tahun 1800-an tersebut.

Sekretaris Diskominfo Kabupaten Pasuruan, Muslich, SE menyampaikan bahwa pengenalan senjata tradisional daerah itu sangat penting, Karena nantinya 'Monteng' ini akan mengerucut pada satu rujukan dan rencananya akan dipatenkan menjadi senjata khas Kabupaten Pasuruan tentu dengan kesepakatan dari berbagai unsur dan pihak yang akan terlibat.

"Mengapa harus monteng? Kenapa tidak clurit atau yang lain? Tak lain dan tak bukan ini sangat erat kaitannya dengan 'Legenda Sagiman' atau lebih dikenal 'Sakera', Nantinya monteng yang sudah melekat di Legenda Sakera ini nanti akan dikenalkan kepada masyarakat sebagai senjata khas Kabupaten Pasuruan seperti halnya Rencong yang merupakan senjata khas D.I. Aceh, Gading dari Jawa Barat dll, Nantinya diharapkan 'Monteng' ini juga menjadi salah satu souvenir yang dimiliki Kabupaten Pasuruan untuk meningkatkan pendapatan Kabupaten Pasuruan tentunya," terang Muslich.

Dalam kesempatan tersebut dan jauh sebelum membahas monteng tersebut, Ki Bagong juga mengatakan bahwa beliau memberanikan diri untuk merubah Dewan Kesenian Kabupaten Pasuruan menjadi Dewan Kesenian dan Kebudayaan Kabupaten Pasuruan atau lebih dikenal DK3P, Karena menurutnya nilai-nilai budaya di Kabupaten Pasuruan ini sangat banyak dan harus di eksplorasi.

"Saya coba memberanikan diri untuk merubah Dewan Kesenian menjadi Dewan Kesenian dan Kebudayaan yang tentu punya alasan, Budaya di Pasuruan ini sangat banyak namun sepertinya pemerintah tidak sempat untuk mengangkatnya, Satu hal contoh ketika ditanya apa makanan khas Kabupaten Pasuruan?, Ada yang menjawab Bakpo Telo itu salah, Jongkong, Cenil, Gatot itu makanan yang tepat dan seharusnya menjadi jawaban karena itu menjadi bagian dari salah satu budaya yang ada di Pasuruan," jelas Ki Bagong.

Oleh karena itu mengenalkan 'Monteng' kepada masyarakat juga merupakan upaya dalam mengangkat budaya yang ada di Kabupaten Pasuruan melalui 'Legenda Sagiman' atau lebih dikenal dengan nama 'Sakera' yang nantinya juga akan diupayakan dalam membina pengusaha pande besi untuk memproduksi 'Monteng' ini sebagai salah satu souvenir dan sekaligus senjata khas Kabupaten Pasuruan yang nantinya akan berdampak pada bertumbuhnya perekonomian di Kabupaten Pasuruan.

Jurnalis : Mahdi Ramadhan Muzakky (Sketsa Pandaan)
Photografer : M. Misbakhul Munir (Sketsa Pandaan)

KONVEKSI SEMPURNA, IKM YANG LAYANI HINGGA LUAR PULAU



Pandaan - Usaha konveksi merupakan salah satu jenis usaha yang tidak pernah mati sampai kapan pun. Sebab, produk konveksi selalu dibutuhkan oleh manusia mulai dari kecil hingga dewasa bahkan orang tua sekali pun.

Karena menjadi salah satu bahan dasar kebutuhan sehari-hari. Namun, karena usaha konveksi memiliki peluang tinggi maka sangat wajar jika banyak orang yang memilih jenis usaha ini juga.

Hal tersebut menjadi salah satu dorongan H. Nasrullah, Pemilik konveksi Sempurna yang terletak di Perumahan Kebonwaris I, Desa Kebonwaris, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan ini yang tentu membuat persaingan bisnis semakin kuat diantara pengusaha konveksi yang lain.

Saat ditemui, Jum'at 13 Mei 2016 pagi beliau menjelaskan bahwa bisnis konveksi yang ia jalankan ini sudah berjalan sejak 20 tahun terakhir atau tepatnya ditahun 1990-an, Berawal dari bisnis yang dirintis oleh mertuanya yang dikala itu masih berlokasi di Gg. Podorukun, Kelurahan Pandaan, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan dan semakin hari semakin berkembang dengan pesat, Kini ia membuka usahanya di Perumahan Kebonwaris karena dilokasi yang lama sudah tak memungkinkan lagi untuk ditempati.

"Bisnis ini sudah ada sejak tahun 1990-an yang kala itu masih berlokasi di Gg. Podorukun Pandaan, Beberapa tahun yang lalu kami pindah karena disana sudah overload dan tidak cukup untuk menampung seluruh bahan kain dan mesin," terang Haji Nas sapaan akrabnya.

Pesanan yang beliau kerjakan datang dari berbagai macam daerah, Bahkan ada juga order dari luar pulau seperti Bali dan NTT, Setiap harinya ia mampu memproduksi ratusan kemeja pesanan dari beberapa instansi, lembaga, pondok pesantren, komunitas, hingga partai politik.

Beliau juga mengaku bahwa ketika musim menjelang kampanye partai politik, Konveksinya selalu dibanjiri oleh pesanan dari beberapa partai politik, H. Nasrullah mengaku pesanan segala macam kaos dan baju plus atribut untuk kegiatan caleg dan partai politik, mulai melimpah sejak awal musim kampanye.

"Alhamdulillah jika musim kampanye berlangsung merupakan berkah tersendiri bagi kami, Sampai terkadang ada yang kami tolak karena order terlalu banyak," ujarnya.

Hingga sejauh ini Konveksi Sempurna Pandaan mengalami perkembangan yang cukup pesat, Setiap harinya senantiasa pesanan selalu datang dari berbagai kalangan dan menjadi salah satu pendongkrak pertumbuhan Industri Kecil Menengah (IKM) melalui bisnis ekonomi kreatif di Kabupaten Pasuruan.

Jurnalis : Mahdi Ramadhan Muzakky (Sketsa Pandaan)
Photografer : Riski (Sketsa Pandaan)

PANTAU KESEHATAN SUNGAI, FKPL AJAK GURU-GURU TELITI EKOSISTEM DAS KEDUNGLARANGAN DENGAN POLA BIOTILIK

Pandaan - Upaya dalam menjaga dan melestarikan lingkungan terus dilakukan secara berkala oleh Forum Komunikasi Peduli Lingkungan (FKPL) Kab...