Sabtu, 10 Desember 2016
FAISAL, UDIN DAN SAFAI CERMIN KESEDERHANAAN PELAJAR JAMAN NOW
Prigen - Kondisi kehidupan desa dan kehidupan kota memang sangat jauh berbeda, Hal tersebut dikarenakan oleh perkembangan teknologi yang sangat pesat di daerah perkotaan sehingga secara otomatis membentuk pola pikir seseorang untuk hidup lebih praktis.
Saat ini jarang sekali anak sekolah terlihat berangkat dan pulang dengan berjalan kaki, Apalagi hidup di perkotaan yang dimanjakan dengan teknologi transportasi modern seperti mobil, sepeda motor, angkot maupun ojek tersebut menjadi salah satu alat utama beberapa orang tua yang mengantarkan anaknya ke sekolah yang justru menjadi jurang ketergantungan dan pendidikan yang jauh dari kemandirian.
Namun pemandangan berbeda terlihat di Dusun Sukolilo, Desa Sukolilo, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan. Saat Sketsa Pasuruan melakukan penelusuran obyek di daerah tersebut beberapa hari yang lalu menjumpai tiga sahabat kecil sedang berjalan pulang sekolah sembari bercanda seakan mereka larut dalam kebahagiaan.
Mereka bertiga bernama Faisal, Udin dan Safai yang duduk di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Sukolilo Prigen yang berada di Dusun Ganti, Desa Sukolilo yang diketahui jarak dari sekolah kerumah mereka pun juga cukup lumayan jauh.
Tetapi hal tersebut tak menjadi halangan yang berarti buat ketiga sahabat ini. Setiap hari mereka bertiga senantiasa berangkat dan pulang bersama-sama, bercanda, tertawa dan bermain sudah menjadi di jalan adalah kebiasaan mereka sehari-hari.
Transportasi umum di daerah ini pun sangat jarang, Oleh karenanya gaya hidup yang dilakukan oleh warga sekitar adalah dengan berjalan kaki. Disamping itu keberadaan dan kondisi alam pun juga mendukung, Kesejukan dan kesegaran suasana alami masih terasa di Dusun Sukolilo ini.
Faisal (8), mengatakan bahwa ia dan teman-temannya setiap hari berjalan kaki menuju sekolah sembari bercanda dan tak terasa perjalanan yang ia lakukan dengan menempuh beberapa kilometer dari rumahnya pun juga tak terasa.
"Yah jalan kaki mas tiap hari sama anak-anak gini, Tidak ada yang mengantar, Orang tua sibuk ke sawah semua," kata Faisal.
M. Zainuddin (30), Seorang tenaga pendidik asal Sukorejo, angkat bicara soal potret sederhana yang ada di Dusun Sukolilo tersebut, Ia menganggap bahwa kondisi seperti itu dapat dijadikan salah satu contoh bagaimana pembentuk pola pikir pada pendidikan anak usia dini dan pendidikan terhadap beberapa orang tua untuk mengajarkan agar tidak tergantung dengan teknologi transportasi saja serta menjaga kondisi tubuh agar tetap sehat dengan berjalan kaki.
"Baik ini sebagai contoh terhadap orang tua yang memanjakan anaknya, Berangkat diantar, Pulang dijemput mengakibatkan anak menjadi malas, Apalagi kecanduan gadget saat ini pun juga menjadi konsumsi sehari-hari. Ini sangat jelas terasa dan berdampak kepada perkembangan pola pikir anak. Oleh karenanya saya senang masih dapat melihat kondisi seperti ini walaupun jarang terlihat," jelas Zainuddin.
Jurnalis : Mahdi Ramadhan Muzakky (Sketsa Pandaan)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
PANTAU KESEHATAN SUNGAI, FKPL AJAK GURU-GURU TELITI EKOSISTEM DAS KEDUNGLARANGAN DENGAN POLA BIOTILIK
Pandaan - Upaya dalam menjaga dan melestarikan lingkungan terus dilakukan secara berkala oleh Forum Komunikasi Peduli Lingkungan (FKPL) Kab...
-
"MBAH PANDAK, SANG WALI PENDIRI PANDAAN" Pandaan - Pandaan merupakan salah satu diantara 24 Kecamatan yang berada di wilayah Ka...
-
Pandaan - Sejak adanya peningkatan status dari desa menjadi kelurahan dekade tahun 1980-an sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri N...
-
Pandaan - Sebuah makam unik terdapat di Dusun Mlaten, Desa Plintahan, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan, Makam tersebut berada di pe...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar