Kamis, 16 Juli 2015

COBAN BINANGUN, DESTINASI WISATA ALAM PANDAAN

Pandaan - Pesona keindahan alam sekitar kita memang patut kita banggakan dan kita syukuri, hal tersebut dapat kita jumpai pada sebuah air terjun atau lebih dikenal dengan sebutan 'Coban'.

Pandaan sangat terkenal dengan daerah industri dan mempunyai tingkat perekonomian tertinggi di Kabupaten Pasuruan, Namun tanpa disangka Pandaan juga memiliki potensi wisata yang cukup bagus, Hal terlihat pada Coban Binangun, Tak banyak warga yang tahu tentang keberadaan air terjun ini. Namun patut untuk dijadikan salah satu referensi pariwisata yang dimiliki Pandaan dan Pasuruan.

Coban Binangun merupakan lokasi air terjun terletak di antara dua Desa yang membagi antara Desa Durensewu dan Desa Plintahan, tepatnya di Dusun Binangun dan Dusun Genengan keduanya berada di wilayah Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan.

Akses menuju air terjun ini terbagi menjadi dua, Yang pertama adalah melewati Dusun Binangun dan yang kedua melewati Dusun Genengan tersebut.

Muhammad Sabit Efendy (26), Warga Dusun Binangun mengatakan untuk melewati akses Dusun Binangun adalah dapat melalui jalur Dusun Mlaten kearah selatan, setelah lurus bertemu dengan simpang tiga Dusun Tembong dan Dusun Binangun ke arah kiri menuju pemukiman warga.

Untuk menuju lokasi air terjun tersebut akses Dusun Genengan cukup mudah dilewati, Karena melintas di areal persawahan dengan jalan setapak yang sempit.

Sedangkan jalur yang kedua melewati Dusun Binangun sedikit lebih dekat namun dengan catatan dengan melewati tebing-tebing yang juga memacu adrenalin,

"Untuk menuju air terjun Coban Binangun dapat dilewati pada dua alternatif jalan untuk menuju kesana, Yang pertama melewati Dusun saya di Binangun dan yang kedua melewati Dusun Genengan disebelah timur batas Desa saya, tetapi saya sarankan untuk melewati Dusun Genengan karena aksesnya lebih mudah," terang Sabit kepada Sketsa Pandaan.

Hingga sejauh ini keberadaan air terjun ini menjadikan warga masyarakat penasaran dan ingin berkunjung menikmati keindahan alam yang dimiliki Pandaan.

Jurnalis : Mahdi Ramadhan Muzakky (Sketsa Pandaan)










KAMPUNG SEJO, DUSUN PERCONTOHAN SENI BUDAYA PASURUAN



Gempol - Suatu kebiasaan berprilaku dalam bermasyarakat tanpa kita sadari termasuk melakukan aktivitas berbudaya. Budaya yang berkembang di masyarakat sering dikaitkan dengan zaman masa lampau atau tempoe doeloe, Budaya lahir dari adat kebiasaan dan berprilaku untuk lebih baik setiap hari.

Sketsa Pandaan bersama dengan Pandaan Photography Ponsel (3P) mengunjungi kawasan yang unik bernama Kampung Sejo, tepatnya di Gang Batavia, Dusun Sejo, Desa Karangrejo, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan.

Di kampung tersebut, Pada pintu gerbang sebelah barat kita dapat melihat lukisan-lukisan yang tercoret di dinding hasil karya-karya dari pecinta seni salah satunya dari SMA Negeri 1 Pandaan dan beberapa perusahaan yang menghiasi tembok hasil mural yang digelar oleh Kampung Sejo.

Yudi, Ketua adat (sebutan Ketua RT, red) setempat mengatakan bahwa perkembangan daerah ini menjadi daerah yang mempunyai nilai seni tidak terlepas dari seniman Jupri Abdullah, Dari situlah warga banyak belajar, berdialog dan berdiskusi hingga yang tadinya daerah tersebut biasa saja sampai dapat menampilkan sebuah karakter budaya di masyarakat sekitar sehingga menjadi sebuah 'brand' dan daya tarik masyarakat yang berkunjung.

"Yang membawa pengaruh yang sangat kuat adalah Pak Jupri Abdullah, Beliau yang menggagas semua ini, Sebelumnya disini biasa-biasa saja, Tetapi sekarang mulai banyak orang yang berkunjung kesini walaupun hanya sekedar foto-foto saja," terang Yudi.

Di Kampung Sejo terdapat keunikan yaitu disetiap rumah di hiasi dengan ornamen lukisan dan karya-karya seni budaya yang mempunyai nilai yang sangat tinggi. Kerapkali yang terlihat warga sekitar beberapa pengunjung datang hanya untuk melepaskan penat dan beristirahat dari perjalanan dan berfoto disekitar dinding pintu masuk kawasan itu.

Tak jarang juga Kampung Sejo selalu mendapatkan kesempatan untuk mengisi acara, Salah satunya pada 11 Juni 2015 lalu mengisi acara Padang Bulan Seni dan Tari yang diselenggarakan di Candi Jawi Prigen Pasuruan.

Secara geografis, Dusun Sejo terletak di wilayah Desa Karangrejo, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan yang terdiri dari 4 Rukun Tetangga (RT) dan yang mempunyai pusat/central aktivitas seni dan budaya di RT 2 dan RT 3.

Perkembangan dari daerah ini sangat menarik perhatian publik terutama karya seni yang ditampilkan melalui mural. Produk-produk yang dihasilkan pun juga cukup beragam dari lampion hingga kanvas yang dinamakan 'Kabuse'.

Kabuse merupakan sebuah singkatan dari Kampung Budaya Sejo. Daerah ini pun menjadi salah satu acuan komunitas kesenian dari luar untuk berlatih karawitan dan mempelajari beberapa budaya yang ada di Kabupaten Pasuruan.

Jurnalis : Mahdi Ramadhan Muzakky (Sketsa Pandaan)

Jumat, 10 Juli 2015

WATU JARAN, SIMBOL SEJARAH DAN PERADABAN DUSUN GAMBIRAN



Prigen - Watu jaran merupakan salah satu bentuk peninggalan pasukan Kerajaan Majapahit yang terletak di Dusun Gambiran, Desa Gambiran, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan.

Menurut keterangan Sunarso, warga Dusun Gambiran mengatakan bahwa Watu jaran tersebut tempat bersemayamnya Eyang Ismoyo, Yaitu pemangku Dusun Gambiran yang telah wafat ratusan tahun yang lalu di era Kerajaan Majapahit.

"Batu tersebut tempat bersemayam Eyang Ismoyo, Tak lain dan tak bukan beliau adalah yang membabat alas dusun ini," terang Sunarso.

Batu yang berdiri tegak di sekitar makam di analogikan sebagai kendaraan dari Eyang Ismoyo yang berbentuk kuda (jaran, red).

Jika kita akan memasuki lokasi makam tersebut disambut oleh beberapa ornamen dan kata kata bijak jawa serta gapura yang mempunyai aura mistis, Salah satunya dengan bertuliskan 'Urep nang dunyo suwene ibarat wong mampir ngombe.'

Disekitar makam juga terdapat suatu tempat yang dapat digunakan untuk mengaji. Tempat tersebut senantiasa dikunjungi warga ketika akan mengadakan suatu kegiatan untuk menghormati arwah Eyang Ismoyo.

Areal Watu Jaran dikelilingi oleh pohon gurdo dan pohon beringin, Hal ini menandakan bahwa memang Dusun Gambiran adalah petilasan bekas Kerajaan Majapahit yang dapat dibuktikan dengan keberadaan pohon gurdo tersebut.

Kini Watu Jaran senantiasa dikunjungi oleh warga setempat saat Jum'at legi untuk menghormati dan memberikan doa kepada pemangku dusun tersebut yang telah memberikan peradaban di lingkungan sekitar.

Jurnalis : Mahdi Ramadhan Muzakky (Sketsa Pandaan)

Senin, 06 Juli 2015

NGABUBURIT, KEBIASAAN MASYARAKAT MENJELANG WAKTU BERBUKA




Pandaan - Istilah "ngabuburit" merupakan istilah yang berasal asli dari bahasa Sunda, yaitu burit yang berarti waktu menjelang sore hari. Jadi ngabuburit yang biasa disebut-sebut pada bulan Ramadhan ini adalah menunggu atau menghabiskan waktu hingga menjelang waktu adzan Maghrib datang, Secara singkat menunggu saat berbuka puasa dan kalaupun istilah ngabuburit ini berasal dari bahasa Sunda tapi sangat populer dan tak asing lagi bagi masyarakat indonesia.

Tidaklah aneh ketika atau saat-saat menjelang mahgrib di jalanan pun selalu ramai di penuhi orang-orang yang hendak ngabuburit, terbukti di Pandaan sendiri pada waktu sore pasti sudah banyak orang yang lewat dengan maksud hendak ngabuburit terutama kalangan orang tua, remaja hingga anak-anak.

Seperti yang terlihat di Jl. Urip Sumoharjo, Jl. Pahlawan Sunaryo,  Jl. R.A. Kartini dan Jl. Raya A. Yani, Tempat-tempat tersebut menjadi tujuan ngabuburit masyarakat karena disana menyajikan berbagai macam kuliner khas Kabupaten Pasuruan.

Nazila (20), Warga Sukorejo mengaku senang jika ia melakukan ngabuburit ke Pandaan, Disamping menyajikan berbagai macam khas kuliner Pasuruan, Pilihan makanannya pun juga banyak. Disana terdapat ratusan stand yang berjejer menyajikan berbagai jenis makanan untuk santapan menu buka puasa.

"Alhamdulillah saya senang kalau ke Pandaan pas puasa gini, Saya juga bisa milih makanan untuk buka puasa, Disamping itu Pandaan juga terkenal dengan makanannya yang enak-enak," jelas Nazila.

Sebenarnya untuk mengisi waktu menjelang berbuka puasa ini dapat dilakukan dengan berbagai cara mulai tidur-tiduran, nonton, maen game, jalan-jalan ada juga mengisinya dengan tadarrus bersama di musholla dll. Sejatinya yang menjadi inti tujuan dari pada ngabuburit ini yaitu menunggu waktu buka puasa.

Jurnalis : Mahdi Ramadhan Muzakky (Sketsa Pandaan)

BAZAR RAMADHAN, RAMAIKAN PELETAKAN BATU PERTAMA PASAR WISATA PANDAAN




Pandaan - Peletakan batu pertama Pasar Wisata yang berlokasi di Dusun Mlaten Desa Kecamatan Pandaan oleh Bupati Pasuruan H.M. Irsyad Yusuf telah digelar pada hari ini Rabu, (01/07) sore di Lokasi pembangunan Pasar Wisata Pandaan.

Serangkaian kegiatan tersebut juga dilengkapi dengan Bazar Ramadhan yang menyajikan berbagai macam kuliner dan beberapa oleh-oleh khas Kabupaten Pasuruan.

Bazar Ramadhan tersebut diikuti beberapa warga Dusun se-Desa Plintahan yang meliputi Binangun, Tembong, Madulegi Utara, Madulegi Selatan, Mlaten, Kwangen dan Plintahan.

Jainul (29). Warga Dusun Binangun berkata bahwa pada acara peletakan batu pertama itu sangat istimewa, Apalagi dihadiri oleh Bupati, Ia mengaku sangat senang sampai daerahnya dihadiri oleh orang nomor satu di Kabupaten Pasuruan tersebut.

"Saya sangat senang sekali pada kegiatan ini, Jarang-jarang Pak Bupati Datang kesini, Selain itu saya juga mengelola parkir di acara ini dan alhamdulillah lumayan dapatnya," terang Jainul.

Jurnalis : Mahdi Ramadhan Muzakky (Sketsa Pandaan)

KISAH RUSLAN, PEDAGANG KAYU BAKAR ASAL DESA PUNTIR




Pandaan - Beragam kisah dan cerita tercermin dari seorang penjual kayu bakar yang berjuang demi menghidupi keluarga dengan cara yang sangat serba sederhana. Beliau bernama Ruslan  yang berasal dari Desa Puntir, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Pasuruan.

Dalam perjalananya mencari nafkah beliau berangkat pukul 14.00 WIB dari Purwosari menuju Pandaan dengan berjalan kaki sejauh 20 km. Suatu jarak yang cukup lumayan jauh bagi seusianya.

"Saya yah mlaku (berjalan, red) dari Purwosari ke Pandaan sini nak, Mau gimana lagi wong saya juga tak punya uang untuk naik angkot apalagi kendaraan," ucap Ruslan kepada Sketsa Pandaan.

Di tengah kecanggihan teknologi kompor elpiji yang sangat modern, sangat mustahil sekali jika berjualan kayu bakar di tengah kota. Mungkin satu kata dari kondisi seperti ini adalah 'Carilah alasan untuk membeli kayu bakar tersebut, walaupun kita tidak membutuhkannya'.

Kerut-kerut usia dan kondisi fisik yang sangat lemah tak menghalangi beliau dalam mencari nafkah. Namun hal ini tidak menyebabkan beliau putus harapan untuk terus mencari nafkah yang halal bagi keluarga, seorang istri yang setia dan 3 orang anak.

Ia tidak mau mengemis dan terus berjuang demi menghidupi keluarga di tengah-tengah kondisi ekonomi yang terus menurun.

Bahkan terlihat sempat ada beberapa orang menyelipkan lembar uang kertas di kepalan tangan beliau yang sedang duduk disamping kayu bakar, tak jarang juga dari beberapa orang menyempatkan memberikan makanan dan Ruslan menatap uang tersebut dengan pandangan kecewa seakan ingin berkata 'saya bukan pengemis, saya hanya berharap kayu bakar saya laku'.

Usaha dan upaya yang sangat mulia, ini adalah merupakan suatu realita kehidupan yang patut diberikan contoh dalam mensyukuri nikmat serta rezeki yang diberikan tuhan dalam perjalanan hidup manusia.

Jurnalis : Mahdi Ramadhan Muzakky (Sketsa Pandaan)
Photografer : Riski (Sketsa Pandaan)

PERSEMAYAMAN MBAH SEMI, SITUS KERAMAT DUSUN MLATEN DESA PLINTAHAN




Pandaan - Sebuah makam unik terdapat di Dusun Mlaten, Desa Plintahan, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan, Makam tersebut berada di pematang sawah yang terhampar luas.

Arumi, Warga Dusun Mlaten mengatakan bahwa makam tersebut adalah pemangku dusun yang telah wafat kurang lebih ratusan tahun yang lalu. Makam tersebut adalah makam Mbah Semi yaitu istri dari 'Pembabat Alas' Dusun Mlaten yaitu Mbah Citro.

"Itu adalah makam Mbah Semi mas, Istri dari Mbah Citro yang membabat alas Dusun Mlaten ini," terang Arumi kepada Sketsa Pandaan.

Letak Mbah Citro sendiri terletak tidak jauh dari lokasi makam Mbah Semi yang berada di areal persawahan tersebut.

Setiap malam jum'at kedua makam tersebut hampir selalu dikunjungi oleh warga Dusun Mlaten sebagai salah satu bentuk penghormatan kepada arwah Mbah Citro dan Mbah Semi atas jasanya yang telah membabat alas dusun itu.

Jurnalis : Mokhammad Sofyan (Sketsa Pandaan)

KECOA, HEWAN JOROK YANG MILIKI BANYAK MANFAAT



Pandaan - Kecoa merupakan hewan yang mempunyai warna tubuh yang coklat kehitaman yang dapat berlari dengan gesit sampai sulit ditangkap, serta hidup di tempat-tempat kotor, lembab, dan jorok, membuat tidak sedikit orang menjerit histeris saat melihat hewan itu.

Beberapa ahli lingkungan hidup menyebutkan, Kecoa memiliki peran esensial dalam kelangsungan ekosistem planet dan memiliki manfaat yang begitu besar terhadap lingkungan

Jika populasi kecoa menurun drastis, siklus nitrogen di bumi pun akan terganggu. Kecoa hobi memakan sisa-sisa sampah organik yang banyak mengandung nitrogen. Nitrogen yang masuk ke dalam tubuh kecoa kemudian dilepaskan di tanah dan digunakan untuk pertumbuhan tanaman.

Dengan kata lain, jika kecoa punah kesehatan lingkungan di bumi akan terkena dampaknya. Begitu juga semua spesies yang tinggal di dalamnya, Terdapat 10.000 jenis spesies kecoa yang ada di muka bumi juga menjadi makanan bagi burung dan tikus, yang kemudian menjadi santapan hewan lain, seperti kucing, elang, dan reptil.

Mokhammad Sofyan (27), Ahli Lingkungan SD Al-Munawwar Gempol, Pasuruan mengatakan bahwa tidak dibenarkan dengan membunuh kecoa, Jika kecoa punah akan mengganggu rantai makanan dari hewan lain. Keistimewaan kecoa pun nampak pada kedua antena yang terdapat di kepalanya yang dapat menangkap sinyal musuhnya,

"Jangan sekali-kali kita membunuh kecoa, Kecoa itu merupakan hewan yang sangat istimewa, Ia dibekali antena yang berfungsi untuk menangkap sinyal lawan/musuhnya. Maka dari itu jika kita memukul kecoa maka kecoa tersebut bukan malah lari, Justru malah akan menghampiri kita, Dan yang paling penting adalah jangan sampai membunuh kecoa karena jika kecoa punah nantinya akan menggangu rantai makanan dari hewan yang lain," terang Sofyan kepada Sketsa Pandaan (06/07)

Walaupun lebih banyak masyarakat menganggap kecoa menjadi salah satu binatang yang jorok dan kotor, Fakta-fakta ini juga menunjukkan bahwa kecoa merupakan binatang yang paling mudah berinteraksi dan beradaptasi di berbagai lingkungan.

Jurnalis : Mahdi Ramadhan Muzakky (Sketsa Pandaan)

28 JUNI DIPERINGATI SEBAGAI HARI CAPS LOCK SE-DUNIA




Pandaan - Tak banyak yang tahu bahwa tanggal 28 Juni adalah merupakan hari yang bersejarah bagi dunia teknologi komunikasi dan informasi. Karena tanggal tersebut diperingati sebagai hari 'Caps Lock' se-Dunia.

Caps Lock yang mempunyai kepanjangan Capitals Lock diartikan sebagai perilaku/aktivitas pengetikan yang dilakukan dengan menggunakan huruf besar, Caps Lock pada keyboard umumnya terletak tepat disebelah kiri tombol "A" atau disebelah kiri rangkaian huruf "ASDF" diantara tombol Tab dan Shift.

Dilihat dari aspek sosial penggunaan huruf Caps Lock menandakan bahwa subyek tersebut sedang marah (emosi) hingga pada akhirnya seorang Billi Mays yang merupakan seorang penjelajah dunia maya yang gemar mengetik menggunakan huruf kapital mendeklarasikan tanggal 28 Juni dan 22 Oktober diperingati sebagai hari Caps Lock se-dunia.

Dalam rangkuman artikel miliknya Billi Mays mengatakan bahwa ia membenarkan dengan menggunakan huruf kapital pada media sosial adalah sesuatu hal yang wajar dan bukan merupakan bentuk kemarahan atau menggambarkan seseorang yang sedang emosi.

Arfiani Ridha Alana (23), Psikolog asal Pandaan juga penggunaan huruf besar yang dilakukan pada media sosial lebih banyak menunjukkan bahwa seseorang sedang emosi atau dengan nada tinggi bagi para pembacanya, Namun hal itu bertentangan dengan seorang Billi Mays dalam penggunaan huruf kapital.

"Saya menganggap bahwa memang penggunaan huruf kapital sangat identik dengan kemarahan, Media sosial memang lebih banyak digunakan orang sebagai salah satu alat komunikasi yang efektif tetapi kadang juga menjadikan orang berperasaan terhadap pengetikan menggunakan Caps Lock pada media sosial," terang Alana kepada Sketsa Pandaan.

Jurnalis : Mahdi Ramadhan Muzakky (Sketsa Pandaan)

LINTAS KOMUNITAS PANDAAN, GELAR TAKJIL ON THE ROAD BARENG




Pandaan - Bulan Ramadhan menjadi bulan yang penuh berkah bagi umat muslim diseluruh dunia. Dengan bulan yang penuh berkah ini memberikan sedikit pengaruh sosial yang kuat dengan berbagi.

Tak terkecuali  yang dilakukan beberapa komunitas di Pandaan salah satunya dengan membagikan takjil secara gratis yang dilaksanakan serentak selama dua hari dari hari Sabtu dan Minggu, 27-28 Juni 2015,

Bertempat dibeberapa titik lokasi lampu merah mereka semua membagikan takjil kepada segenap pengendara yang melintas, Di hari pertama pada hari Sabtu, 27 Juni 2015 di traffic light tugu keris depan Polsek Pandaan nampak Komunitas Blackbox Adventure​ dan Hobeat Pandaan​,

Di lokasi yang berbeda tepatnya di Traffic Light Pintu Tol Pandaan juga terlihat Pandaan Exopet Lovers​ (Panel).

Pada Simpang Empat Kota Pandaan nampak Patas (Pandaan Trail Adventures Society)​ juga membagikan takjil dan berkumpul bersama semua anggota tepatnya di depan Pos Lalu Lintas Simpang Empat Polsek Pandaan.

Selanjutnya pada Minggu, 28 Juni 2015 terlihat aktivitas Pandaan Facebook​ (PdF) bersama Pandaan Photography Ponsel​ (3P) membagikan takjil secara gratis kepada pengendara yang melintas.

Mohammad Sabit Effendy, Pentolan grup Pandaan Photography Ponsel​ (3P) mengatakan bahwa dengan berinteraksi dengan masyarakat (pembagian takjil) maka bisa saling kenal dan lebih akrab dengan masyarakat. Sehingga bisa menumbuhkan rasa kekeluargaan dengan masyarakat juga.

"Dengan pembagian takjil gratis seperti ini kami berharap komunikasi senantiasa tumbuh dari berkah di Bulan Ramadhan ini, Tadinya kita tidak saling mengenal komunitas yang ada disekitar kita. Dengan adanya kegiatan ini jadi kita bisa menciptakan rasa kekeluargaan dengan masyarakat," terang Sabit kepada Sketsa Pandaan (28/06).

Hal ini membuktikan kepedulian sosial masyarakat pada komunitas-komunitas di Pandaan sangat kuat. Kegiatan tersebut rutin dilaksanakan setiap tahun pada bulan Ramadhan dan juga semakin banyak lahir komunitas-komunitas dari berbagai hobi yang memberikan dampak positif kepada masyarakat.

Jurnalis : Mahdi Ramadhan Muzakky (Sketsa Pandaan)

PANTAU KESEHATAN SUNGAI, FKPL AJAK GURU-GURU TELITI EKOSISTEM DAS KEDUNGLARANGAN DENGAN POLA BIOTILIK

Pandaan - Upaya dalam menjaga dan melestarikan lingkungan terus dilakukan secara berkala oleh Forum Komunikasi Peduli Lingkungan (FKPL) Kab...