Senin, 21 November 2016

PANDAAN MACET, BERKAH BAGI PARA BADUT-BADUT TROTOAR


Pandaan - Disetiap akhir pekan pemandangan kedapatan volume kendaraan di sepanjang jalan Malang-Pandaan selalu terjadi akibat antrian traffic light yang ada di Taman Dayu Pandaan.

Hal ini menjadi salah satu peluang bagi para 'Badut-Badut Jalanan' yang menghiasi median jalan di sepanjang kemacetan tersebut.

Tak tangung-tanggung jumlah mereka mencapai puluhan ketika kemacetan terjadi, Dengan hanya berbekal pakaian dan topeng serta player musik MP3 mereka bebas berekspresi di jalan raya.

Menurut keterangan 'S' (40) salah satu badut jalanan mengaku bahwa setiap minggu ia selalu mangkal di sekitar Dusun Jetak, Desa Karangjati, Kecamatan Pandaan menunggu kemacetan berlangsung yang terjadi mulai dari sore hingga malam hari.

Ia kerap kali mendapatkan hingga ratusan ribu rupiah ketika ia berjoget-joget ria menghibur para pengemudi sembari menikmati kemacetan yang sedang berlangsung.

"Alhamdulillah, Ketika macet berlangsung saya mulai menghibur para pengemudi, Setiap kali saya ngamen gini yah cukuplah buat makan dan kebutuhan sehari-hari," ujar S saat ditemui, Minggu (20/11/2016) sore.

Hal senada juga diungkapkan oleh salah satu pengemudi asal Surabaya bernama Samsul (53), Ia mengaku senang ketika badut-badut jalanan tersebut menghibur para pengemudi, Karena dapat menghilangkan kantuk dan lelah serta bagi rejeki.

"Ketika melihat badut-badut beraksi justru saya merasa senang karena terhibur, Selain itu dapat menghilangkan kantuk dan lelah sembari bagi-bagi rejeki mas, hehehe," kata Samsul.

Sejak diberlakukannya tol Gempol-Pandaan pada 2015 lalu praktis kemacetan hampir setiap minggu terjadi di sekitar Taman Dayu, Hingga kini hal itu dimanfaatkan bagi para badut-badut jalanan dalam menghibur para pengemudi yang terjebak kemacetan.

Jurnalis : Mahdi Ramadhan Muzakky (Sketsa Pandaan)

Jumat, 18 November 2016

MUDAHKAN SISTEM BIROKRASI, DISPENDUKCAPIL KABUPATEN PASURUAN LAYANI JEMPUT BOLA


Pandaan - Dokumen kependudukan seperti Kartu Keluarga (KK), Kartu Tanda Penduduk (KTP), Akte Kelahiran, Akte Kematian dan lain sebagainya, merupakan dokumen yang wajib dimiliki oleh setiap warga negara Indonesia.

Untuk mendapatkan dokumen tersebut masyarakat harus melibatkan peran serta perangkat pemerintahan baik dari tingkat Rukun Tetangga (RT), Rukun Warga (RW), Desa/Kelurahan, Kecamatan hingga tingkat Kabupaten dalam hal ini adalah Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil) Kabupaten Pasuruan.

Sistem birokrasi yang berjenjang mengharuskan masyarakat untuk menyediakan waktu, tenaga dan biaya dalam pengurusan dokumen kependudukan. Hal tersebut menjadi sebab banyaknya penduduk yang tidak memiliki dokumen resmi.

Demi mensiasati kendala tersebut, Kelurahan Pandaan melalui Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil) Kabupaten Pasuruan, menggelar 'Jemput Bola' kepada masyarakat yang dilaksanakan di Pendopo Kelurahan Pandaan yang dimulai pada pukul 07.00-16.00 WIB, dan mampu melayani puluhan penduduk satu Kelurahan Pandaan dengan membuka kesempatan masyarakat dalam mengurus dokumen kependudukan di Kantor Kelurahan Pandaan. Dokumen tersebut dapat berupa Kartu Keluarga (KK), Kartu Tanda Penduduk (KTP) ataupun Akte Kelahiran yang bisa selesai dalam waktu 1 hari.

Kepala Kelurahan Pandaan, Machmud, SH mengucapkan terima kasih kepada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil) Kabupaten Pasuruan dengan kegiatan tersebut masyarakat Kelurahan Pandaan bisa sehari selesai dalam mengurus kartu keluarga yang normalnya bisa mencapai beberapa minggu.

Saya sangat berterima kasih kepada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil) Kabupaten Pasuruan yang memudahkan warga dan masyarakat kami dalam pengurusan dokumen kependudukan, Padahal normalnya untuk mengurus dokumen-dokumen itu masyarakat bisa menghabiskan waktu sampai 14 hari baru bisa menerima dokumen baik itu Kartu Keluarga (KK), Kartu Tanda Penduduk (KTP) ataupun Akte Kelahiran," kata Machmud, Jum'at (18/11/2016).

Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil), Drs. Sunyono M.M juga menerangkan bahwa lamanya kepengurusan dokumen tersebut dikarenakan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil) harus melayani masyarakat se-Kabupaten Pasuruan sehingga terjadi proses antrian yang cukup memakan waktu.

Untuk itu demi mensiasati proses antrian yang cukup panjang tersebut dibentuklah sebuah Unit Pelayanan Teknis (UPT) Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil) yang ada di seluruh wilayah Kabupaten Pasuruan dan upaya 'Jemput Bola' ini dan selain itu juga untuk mendekatkan antara hubungan pemerintah dengan masyarakat.

"Kegiatan jemput bola ini dimaksudkan untuk mendekatkan hubungan pemerintah kepada masyarakat, Oleh karena itu sebaiknya masyarakat datang sendiri untuk mengurus dokumen kependudukan agar mengetahui sistem birokrasi yang sebenarnya dan bukan melalui calo," terang Sunyono.

Jurnalis : Mokhammad Sofyan (Sketsa Pandaan)

Kamis, 17 November 2016

PSBP, MATA PELAJARAN YANG TUAI PRO KONTRA


Pasuruan - Bagi sebagian masyarakat yang mengenyam bangku sekolah dasar, menengah dan atas di kisaran tahun 1990-an pasti pernah belajar dan masih ingat satu mata pelajaran yang disebut PSPB yang merupakan kepanjangan dari Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa.

Sesuai dengan namanya, pelajaran ini mendalami nilai-nilai sejarah yang pernah dilakukan pahlawan-pahlawan nasional dikala itu. PSPB ini masuk dalam kurikulum 1984 dan penyusunannya didominasi sejarawan dari Pusat Sejarah ABRI yang diarsiteki oleh Nugroho Notosutanto.

Momen lahirnya PSPB ini dicetuskan oleh Jenderal M. Jusuf yang mendapati kenyataan bahwa taruna-taruna Akabri saat itu memiliki pengetahuan yang dangkal mengenai sejarah perjuangan bangsa.

Fakta ini oleh M. Jusuf disampaikan kepada Jenderal Soeharto yang sudah sejak lama menginginkan juga penanaman nilai-nilai perjuangan bangsa ke dalam hati siswa dan tidak hanya sebagai mata pelajaran belaka.

Hebatnya mata pelajaran PSPB ini adalah pemberlakukannya sebagai salah satu mata pelajaran secara spesifik diatur dalam TAP MPR No II/MPR/1982 tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) yang menyebutkan bahwa 'Dalam rangka meneruskan dan mengembangkan jiwa, semangat dan nilai-nilai 1945 kepada generasi muda, maka di sekolah-sekolah baik negeri maupun swasta, wajib diberikan Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB)'.

Tetapi dalam penerapannya PSPB ini menuai pro dan kontra di masyarakat sejarah yang sebelumnya tidak banyak diketahui masyarakat dan belum dikupas tuntas kepada media, Oleh karena itu butuh sumber yang kuat terutama sejarawan yang murni akademisi atau saksi kunci dari sejarah itu sendiri dan jauh dari kepentingan politik.

Menurut keterangan Ibnu Toyib (35), Guru sekolah dasar salah satu sekolah negeri di Pandaan mengatakan bahwa sangat tragis melihat sejarah Indonesia ternyata tidak benar-benar asli dari suatu peristiwa bersejarah. Banyak indikasi yang mengarahkan bahwa sejarah dibuat oleh penguasa dan cenderung mengutamakan mereka, Butuh sebuah media untuk mencoba meluruskannya dan melihat dari berbagai perspektif. Sejarah yang sebelumnya dilihat dari perspektif penguasa, mencoba dilihat dari perspektif korban, Oleh karenanya ia setuju jika PSPB ditiadakan sejak 1994 silam.

"PSBP saya nilai sebuah mata pelajaran yang mengindikasikan dan mengarahkan bahwa sejarah itu sepertinya dibuat-buat oleh penguasa saat itu. Saat ini kita butuh media untuk meluruskannya dan melihat dari berbagai perspektif. Mulai dari sumber yang kuat yaitu sejarawan ataupun saksi sejarah itu sendiri," terang Toyib saat ditemui disela-sela kesibukannya, Kamis (17/11/2016)

Tujuan awal pemberlakuan mata pelajaran ini adalah untuk memperkuat rasa moral kebangsaan dan rasa nasionalisme anak-anak sekolah, Agar mempunyai penentuan sikap dan respon yang baik akan perjuangan bangsanya sendiri, Namun sejak tahun 1985, Nugroho Notosutanto arsitek dari PSPB ini wafat serta oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Fuad Hasan kala itu sejak tahun 1994 mata pelajaran PSPB ini ditiadakan dikarenakan menuai pro dan kontra di masyarakat.

Jurnalis : Mahdi Ramadhan Muzakky (Sketsa Pandaan)

Rabu, 16 November 2016

KELURAHAN PANDAAN, JANTUNG PERDAGANGAN DAN PEREKONOMIAN PASURUAN


Pandaan - Sejak adanya peningkatan status dari desa menjadi kelurahan dekade tahun 1980-an sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 26 tahun 2006 Bab IV tentang perubahan status Desa menjadi Kelurahan, Kelurahan Pandaan menunjukkan bahwa memang daerah ini sebagai jantung dari perekonomian di wilayah Kecamatan Pandaan.

Saat itu memang Desa Pandaan sebelum berubah menjadi Kelurahan Pandaan memang memiliki syarat luas wilayah tidak berubah, jumlah penduduk lebih 8.000 (delapan ribu) jiwa atau 1.600 (seribu enam ratus) kepala keluarga.

Sarana dan prasarana pemerintahan bagi terselenggaranya pemerintahan juga sangat layak, potensi ekonomi berupa jenis, jumlah usaha jasa dan produksi, serta keanekaragaman mata pencaharian terutama perdagangan.

Kondisi sosial budaya masyarakat berupa keanekaragaman status penduduk dan perubahan dari masyarakat agraris ke masyarakat industri dan jasa serta meningkatnya kuantitas dan kualitas pelayanan di wilayah Desa Pandaan saat itu.

Nur Yasin, Tokoh Masyarakat yang tinggal di wilayah Kelurahan Pandaan mengatakan bahwa dahulu sebelum statusnya berubah menjadi kelurahan, Desa Pandaan memiliki 3 Dusun yang meliputi Dusun Turus, Dusun Magersari, dan Dusun Plumbon.

Namun dalam perkembangannya saat ini di Kelurahan Pandaan memiliki 6 Rukun Warga dan beberapa lingkungan yang tiap lingkungan dipimpin oleh Ketua Rukun Warga (RW) yang juga merangkap sebagai Ketua Lingkungan atau di wilayah desa disebut sebagai Ketua Dusun (Kasun).

"Dahulu Pandaan hanya memiliki 3 Dusun yaitu Dusun Turus, Dusun Magersari dan Dusun Plumbon, Namun dalam perkembangannya menjadi Kelurahan ada peningkatan menjadi lingkungan yang menyebutkan bahwa tiap dusun disebut sebagai lingkungan," terang Nur Yasin saat ditemui di kediamannya, Rabu (16/11/2016) pagi.

Kelurahan Pandaan kini memiliki 6 Rukun Warga (RW) yang meliputi RW 1 Turus, RW 2 Pesantren, Podorukun dan Niaga, RW 3 Marathon dan Gg. Rapi, RW 4 Magersari, RW 5 Sidomukti, Sidodadi dan Sidomulyo serta RW 6 Plumbon.

Masing-masing lingkungan tersebut memiliki beberapa wilayah jantung perekonomian, Sebut saja Turus dan Plumbon memiliki wilayah yang berdiri Pasar Baru Pandaan yang menjadi salah satu jantung perekonomian yang sangat pesat di wilayah Kecamatan Pandaan bahkan di Kabupaten Pasuruan. Di wilayah Turus tersebut juga terdapat wilayah tambahan diambil dari Kelurahan Jogosari yang bernama Kampung Baru.

Wilayah kampung baru ini sebenarnya adalah kompleks makam yang dijadikan wilayah bagi para pendatang yang berasal dari Madura dan menjadi salah satu wilayah RW 1Turus, Di wilayah Kampung Baru ini juga bersemayam salah satu wali tokoh pendiri Pandaan yang bernama 'Mbah Pandak'.

RW 2  Pesantren, Podorukun dan Niaga berdiri beberapa toko bahan bangunan dan sejumlah toko alat tulis dan kantor serta Pasar Senggol yang bertempat di eks Pasar Lama Pandaan yang menyediakan aneka kebutuhan fashion.

RW 3  Marathon dan Gang Rapi, banyak berdiri pusat jajanan kuliner dan toko elektronik disepanjang Jl. Urip Sumoharjo memutar ke arah Jl. Pahlawan Sunaryo, Di jalan tersebut juga dikenal dengan pusat penjualan bunga yang digunakan untuk ziarah kubur, Apalagi ketika malam jum'at tiba, Tak jarang pedagang disana meraup rejeki di tiap bulannya.

RW 4 Magersari dikenal dengan daerah santri, Dahulu wilayah tersebut berdiri sebuah Pondok Pesantren yang diasuh oleh KH. Musyaffa' dan mempunyai ribuan pengikut dan santri dari berbagai daerah, Juga berdiri pula bangunan Kantor Kecamatan Pandaan serta Gedung Perpusatakaan yang sangat megah dan baru selesai dibangun pada tahun 2016 ini.

RW 5 Sidomukti, Sidodadi dan Sidomulyo dikenal dengan kampung pembuat kue basah dan jajanan tradisional. Setiap harinya wilayah ini senantiasa ramai dikunjungi oleh saudagar-saudagar penjual kue keliling yang mengambil kue untuk dijajakan. Diwilayah ini juga berdiri Pondok Pesantren Sunan Drajat yang diasuh oleh KH. Ahmad Munadi yang memiliki ribuan santri.

Yang terakhir dan mempunyai wilayah yang terbesar adalah RW 6 Plumbon, Wilayah ini dikenal dengan wilayah Industri. Perusahaan-perusahaan besar banyak berdiri di wilayah Plumbon dan sekitarnya, Sebut saja PT. Swedish Match, PT. Widatra Bhakti dll.

Wilayah ini berdiri pula gelanggang olahraga yang sangat legendaris dan menjadi salah satu kebanggaan warga Pandaan yang dinamakan 'Stadion Plumbon Pandaan'. Stadion ini beberapa kali menjadi saksi bisu perhelatan bergengsi di Kabupaten Pasuruan, Kerap kali juga digunakan sebagai tempat pameran dan beberapa kegiatan pemerintahan.

Inilah beberapa potensi perekonomian yang dimiliki Kelurahan Pandaan dan menjadikan Kelurahan Pandaan menjadi salah satu wilayah dengan perekonomian yang paling pesat di Kabupaten Pasuruan melalui perdagangan.

Jurnalis : Mahdi Ramadhan Muzakky (Sketsa Pandaan)

Senin, 14 November 2016

MELALUI MUSIK, FKPL SAMPAIKAN PESAN PEDULI LINGKUNGAN


Pandaan - Program grebek sampah yang dilakukan oleh Forum Komunikasi Peduli Lingkungan (FKPL) Kabupaten Pasuruan bersama Reggae Community Pandaan pada Car Free Day Minggu, 13 November 2016 kemarin mendapatkan antusias dan respon yang sangat luar biasa oleh masyarakat.

Fatoni, Ketua Umum FKPL Kabupaten Pasuruan mengatakan ia melakukan gerakan sweaping sampah di Car Free Day berharap mewujudkan lingkungan bersih dan sehat dan menyampaikan pesan kepedulian lingkungan melalui musik reggae.

Tak tanggung-tanggung yang ia juga menggandeng pemerintahan, beberapa komunitas se-Kabupaten Pasuruan dan perusahaan besar di Pandaan dan komunitas pecinta lingkungan dalam menyampaikan pesan kepedulian lingkungan tersebut.

"Untuk mewujudkan lingkungan bersih dan sehat dan menyampaikan pesan kepedulian lingkungan melalui musik, Pada intinya kami melakukan apa yang bisa kami lakukan terkait kepedulian lingkungan dari pada kita hanya bisa mencela, Komen negatif dan diam di tempat, Lingkungan adalah tempat tinggal kita dan kita sendiri yang harus bertanggung jawab atas lingkungan," jelas Fatoni ketika dihubungi via media sosialnya, Senin (14/11/2016).

Dengan upaya tersebut diharapkan nantinya akan ada perubahan mindset (pola pikir) masyarakat terhadap kepedulian lingkungan. Akhir-akhir ini kita sering melihat dan bahkan sampah selalu berserakan di sekitar Car Free Day seusai kegiatan tersebut berakhir.

Jurnalis : Mahdi Ramadhan Muzakky (Sketsa Pandaan)
Photografer : Arfiani Ridha Alana (Sketsa Pandaan)

Minggu, 13 November 2016

GREBEG SAMPAH CFD, FKPL DAN REGGAE COMMUNTY AJAK SEGENAP KOMUNITAS SADAR PADA LINGKUNGAN


Pandaan - Untuk menciptakan suasana yang bersih dan sehat di lingkungan Car Free Day Pandaan Forum Komunikasi Peduli Lingkungan (FKPL) Kabupaten Pasuruan dan Reggae Community Pandaan menggelar program grebeg sampah yang didukung juga oleh puluhan komunitas dan perusahaan di lingkungan Kabupaten Pasuruan pada Minggu, 13 November 2016.

Mudiono, Salah satu anggota dari Lembaga Lingkungan Hidup (LLH) Lumbangrejo Prigen yang juga turut ikut ke jalan mengatakan bahwa upaya grebeg sampah seperti ini memang sangat sering dilakukan, Namun juga tak memberikan perubahan yang dilakukan masyarakat. Rata-rata volume yang dihasilkan selalu banyak dan berserakan pasca Car Free Day.

"Berbagai upaya sudah sering dilakukan tetapi juga belum membuahkan hasil yang maksimal terhadap lingkungan. Paling tidak dengan berkali-kali upaya grebeg sampah seperti yang kita lakukan ini memberikan perubahan kepada lingkungan agar lingkungan Car Free Day terlihat bersih dan sehat, Kalau melihat setelah Car Free Day sangat miris ketika melihat sampah yang berserakan," kata Mudiono, Minggu (13/11/2016).

Kegiatan tersebut dilaksanakan dengan rute menyisir dari Perempatan Pandaan berjalan menuju depan Rumah Makan Cianjur tempat panggung Reggae yang dilanjutkan dengan sosialisasi dalam mewujudkan lingkungan yang sehat dan bersih di Car Free Day oleh Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Pasuruan, Ir. Muchaimin dan Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Pasuruan, Andri Wahyudi.

Jurnalis : Mahdi Ramadhan Muzakky (Sketsa Pandaan)

SELAMATAN DESA PANDAAN, GELAR KIRAB ANCAK KELILING


Pandaan - Di bulan Safar ini ada sesuatu yang berbeda di Kelurahan Pandaan, Setelah absen puluhan tahun kali ini Kelurahan Pandaan menggelar selamatan desa yang rencananya akan dilangsungkan serentak selama 2 hari berturut-turut pada 18-19 November 2016 di Pendopo Kelurahan Pandaan

Kegiatan selamatan desa ini didukung oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Pasuruan dan juga melibatkan masyarakat se-Kelurahan Pandaan termasuk pemuda dan Ketua Rukun Tetangga dan Rukun Warga se-Kelurahan Pandaan.

Machmud, SH, Lurah Pandaan mengatakan bahwa acara selamatan desa ini dijadwalkan akan ada beberapa serangkaian kegiatan, Dihari pertama akan digelar Khataman Al-Qur'an dan Istigotsah serta Sholawatan yang diiringi dengan Albanjari, Sedangkan dihari yang kedua akan digelar Kirab Ancak dan Parade Drum Band serta Hiburan Wayang Kulit dengan Dalang Ki Tanoyo.

"Nantinya akan ada beberapa kegiatan yang akan berlangsung selama 2 hari itu, yang pertama Khataman Al-Qur'an dan Istigotsah serta Sholawatan yang diiringi dengan Albanjari, Sedangkan dihari yang kedua akan digelar Kirab Ancak dan Parade Drum Band serta Hiburan Wayang Kulit dengan Dalang Ki Tanoyo," terang Mahmud dihubungi via ponsel, Minggu (13/11/2016) pagi.

Lebih lanjut ia menjelaskan khusus untuk Kirab Ancak akan dilangsungkan mengelilingi Kelurahan Pandaan dan mengunjungi beberapa sesepuh Pandaan yang telah wafat, Rute yang dijadwalkan start di Lapangan Plumbon masuk Jl. Pepaya lurus melewati Jl. Sidomukti keluar Jl. Urip Sumoharjo melewati Simpang Empat (Perempatan Pandaan) dan berbelok menuju Jl. Pahlawan Sunaryo. Setelah di Simpang Tiga Turus berbelok kiri menuju Jl. Pesantren keluar melewati Jl. Urip Sumoharjo dan finish di Pendopo Kelurahan Pandaan.

"Untuk kirab nantinya akan dilakukan mengelilingi wilayah se-Kelurahan Pandaan yang start dimulai di Lapangan Plumbon dan finish di Pendopo Kelurahan lagi, Dan juga yang paling utama kita nanti bersama-sama akan mengunjungi makam sesepuh Pandaan seperti Mbah Pandak yang makamnya berlokasi di Makam Kampung Baru Lingkungan Turus," jelas Machmud.

Diharapkan nantinya kegiatan selamatan desa ini akan diperingati setiap tahunnya dan menjadi suasana yang berbeda dan berkesan bagi warga dan masyarakat Pandaan setelah beberapa tahun absen dalam menggelar kegiatan selamatan desa.

Jurnalis : Mahdi Ramadhan Muzakky (Sketsa Pandaan)

PANTAU KESEHATAN SUNGAI, FKPL AJAK GURU-GURU TELITI EKOSISTEM DAS KEDUNGLARANGAN DENGAN POLA BIOTILIK

Pandaan - Upaya dalam menjaga dan melestarikan lingkungan terus dilakukan secara berkala oleh Forum Komunikasi Peduli Lingkungan (FKPL) Kab...