Jumat, 01 Desember 2017

PANTAU KESEHATAN SUNGAI, FKPL AJAK GURU-GURU TELITI EKOSISTEM DAS KEDUNGLARANGAN DENGAN POLA BIOTILIK


Pandaan - Upaya dalam menjaga dan melestarikan lingkungan terus dilakukan secara berkala oleh Forum Komunikasi Peduli Lingkungan (FKPL) Kabupaten Pasuruan melalui beberapa kegiatan, Salah satunya adalah program ‘Save The River’ dengan metode Biotilik yang lazim disebut gerakan menjaga sungai dengan meneliti biota tidak bertulang belakang antara lain serangga air, udang, siput dan cacing.

Oleh karena itu FKPL bekerja sama dengan Ecoton dan didukung oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pasuruan dan SMP Negeri 1 Pandaan mengadakan pelatihan biotilik (sensus serangga air) sebagai pemantau kesehatan dan kualitas anak sungai pada Daerah Aliran Sungai (DAS) Kedunglarangan Bangil yang diselenggarakan pada Kamis, 30 November 2017 pukul 08.30 WIB di Aula SMP Negeri 1 Pandaan.

Prigi Arisandi, Direktur Ecoton dalam kegiatan pelatihan mengatakan bahwa biotilik ini sebelumnya sudah diterapkan di DAS Brantas untuk menumbuhkan kesadaran dan kepedulian masyarakat dalam berpartisipasi menjaga kelestarian ekosistem sungai.

“Biotilik ini telah diterapkan di DAS Brantas untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat agar menjaga ekosistem sungai, Oleh karena itu kita semua harus mengetahui apa saja serangga yang ada di dalam sungai itu, ” terang Prigi.

Setelah materi disampaikan peserta yang terdiri para guru dari beberapa sekolah negeri dan swasta tersebut diarahkan menuju ke Sungai Kebonwaris yang terletak di sebelah barat SMP Negeri 1 Pandaan, Disana para peserta dibagi menjadi 4 kelompok dengan meneliti jenis-jenis serangga air dan menyimpulkan bagaimana kondisi sungai tersebut.

Sri Handayati, M.Pd, Guru Kimia sekaligus sebagai Koordinator Adiwiyata SMP Negeri 1 Pandaan mengatakan bahwa sebelumnya beliau tidak tahu program biotilik yang sebenarnya, Beliau kira bahwa air tercemar merupakan air yang keruh, Setelah mengikuti pelatihan biotilik tersebut akhirnya tahu bahwa binatang-binatang yang terdapat disungai tersebut bisa menentukan kondisi dan kualitas sungai.

“Banyak yang saya dapatkan dari pelatihan ini, Sebelumnya saya mengira bahwa air yang tercemar adalah air yang keruh begitu saja, Ternyata pelatihan biotilik yang meneliti serangga-serangga air ini bias menentukan kualitas sungai ini tidak tercemar, tercemar ringan, sedang dan berat,” kata Sri.

Di penghujung acara seluruh kelompok peserta melakukan presentasi dan menjelaskan bagaimana kondisi Sungai Kebonwaris, Dari ke empat kelompok yang memberikan keterangan disimpulkan bahwa Sungai tersebut tercemar berat, Artinya bahwa aktivitas pembuangan kotoran disekitar lokasi tersebut masih sangat tinggi.

Sementara itu, Christia Anggraeni, Selaku Koordinator Save The River mengatakan setelah mengikuti pelatihan biotilik ini diharapkan para peserta akan menerapkan pola tersebut di sekolahnya masing-masing serta membuat kerangka program dalam tiga (3) bulan kedepan untuk diserahkan kepada FKPL.

“Harapan saya setelah acara ini nanti para dewan guru ini akan menerapkan program tersebut disekolahnya masing-masing yang berdekatan dengan sungai untuk mengetahui sungai tersebut tercemar atau tidak, Setelah itu beliau membuat kerangka program yang berkaitan dengan lingkungan hidup dan dilaporkan kepada tim kami,” jelas Christia.

Jurnalis : Mahdi Ramadhan Muzakky (FKPL Kabupaten Pasuruan)
Photografer : Mokhammad Sabit Efendi (FKPL Kabupaten Pasuruan) dan Eko Puji Cahyono (Pandaan Photography Ponsel)

Kamis, 23 November 2017

GADUNG KLONAL 21, BUAH MANGGA YANG JADI PRODUK UNGGULAN KABUPATEN PASURUAN



Pandaan - Kabupaten Pasuruan merupakan surga bagi pohon mangga. Daerah ini sangat cocok bagi semua jenis mangga, mulai jenis harum manis, golek, manalagi, lali jiwo, garifta hingga gadung 21 (clonal 21).

Saat ini, jumlah pohon mangga di Kabupaten Pasuruan mencapai jutaan pohon. Dengan jumlah sebanyak itu, produksi mangga mencapai ratusan ribu ton per tahunnya.

Jutaan pohon mangga tersebut dapat ditemui di beberapa daerah yaitu di Kecamatan Grati, Kecamatan Nguling, Kecamatan Lumbang, Kecamatan Pasrepan, Kecamatan Wonorejo, Kecamatan Sukorejo dan Kecamatan Rembang.

Di antara beberapa varietas mangga Kabupaten Pasuruan, yang menjadi unggulan dan populer saat ini adalah mangga gadung clonal 21.

Mangga asli hasil budidaya petani dan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Pasuruan ini diproduksi oleh beberapa kelompok tani menjadi salah satu produk unggulan yang dimiliki Kabupaten Pasuruan.

Sugik, Petani mangga asal Desa Wonokerto, Kecamatan Sukorejo mengatakan bahwa mangga gadung clonal 21 ini sudah digagas sejak tahun 1994 lalu dan membutuhkan proses branding pada tahun 2007.

"Untuk bisa dikenal mangga gadung clonal 21 ini membutuhkan waktu yang cukup lama, digagas sejak 1994 dan baru branding di tahun 2007 lalu," kata Sugik.

Sampai saat ini semua masyarakat mengenal mangga yang paling enak dari Kabupaten Pasuruan, Apalagi jenis clonal 21 ini memiliki karakter yang unik.

Dengan membelah menjadi 2 bagian dan diputar, Buah tersebut bisa dimakan dengan menggunakan sendok layaknya memakan alpukat.

Maka dari itu mangga gadung clonal 21 ini oleh masyarakat lebih populer disebut sebagai 'Mangga Alpukat' karena terdapat keunikan dengan cara makannya.

Secara umum pohon mangga bisa ditanam di ketinggian 0-500 meter di atas permukaan laut dengan curah hujan 1000 mm/tahun. Masa panen mangga mencapai puncaknya pada bulan Oktober sampai November.

(Mahdi Ramadhan Muzakky)





Minggu, 19 November 2017

PASURUAN FASHION CARNIVAL 2017, HIBUR MASYARAKAT PANDAAN


Pandaan - Pasuruan Fashion Carnival 2017 telah usai digelar pada siang ini Sabtu, 21 Oktober 2017 yang dimulai pada pukul 13.00 WIB. Tak tanggung-tanggung masyarakat yang datang pun dari berbagai daerah se-Kabupaten Pasuruan, Bahkan ada pula yang datang dari Sidoarjo dan Mojokerto hanya untuk melihat kegiatan dalam memeriahkan Hari Jadi Kabupaten Pasuruan ke-1088 tersebut.

Seperti Ahmad Shodiq (35) warga Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto misalnya datang jauh-jauh dari Mojokerto hanya untuk melihat Pasuruan Fashion Carnival 2017. Memang sangat luar biasa Pasuruan Fashion Carnival 2017 tahun ini.

"Saya penasaran mas sama Pasuruan Carnival kayak apa sih, Ternyata sangat meriah sekali dan kostum-kostum yang ditampilkan juga sangat bagus," terang Shodiq (21/10/2017).

Kurang lebih peserta yang turut memeriahkan berjumlah 88 peserta dari pelajar tingkat SMP maupun SMA se-Kabupaten Pasuruan yang mengambil rute Jl. RA Kartini dan Jl. Raya A. Yani Pandaan, Oleh karenanya pihak kepolisian membuat rekayasa lalu lintas dan menutup akses kedua jalan tersebut untuk kendaraan bermotor.

Diharapkan kegiatan tersebut menjadi salah satu pemicu semangat pelajar terutama tingkat SMP dan SMA dalam meningatkan kreativitas seni dan pariwisata serta sebagai sarana hiburan bagi masyarakat Kabupaten Pasuruan khususnya.

"Meski saya bukan orang Pasuruan, Tetapi saya turut bangga dan senang melihat acara ini, Selain sebagai ajang kreativitas seni dan pariwisata juga sebagai hiburan masyarakat luar kota juga mas," tutup Shodiq.

Jurnalis : Mokhammad Sofyan (Sketsa Pandaan)

Sabtu, 18 November 2017

PERINGATI HARI PAHLAWAN, KOMUNITAS RPL GANDENG DLH DAN FKPL LAKUKAN GREBEG SAMPAH

Pandaan - Dalam rangka memperingati hari pahlawan Komunitas Rajawali Peduli Lingkungan (RPL) Lingkungan Wringinanom, Kelurahan Jogosari, Kecamatan Pandaan melakukan grebeg sampah yang bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Pasuruan dan Forum Komunikasi Peduli Lingkungan Kabupaten Pasuruan.

Acara tersebut digelar di sungai sepanjang jalan juanda pada Minggu, 12 November 2017 yang dimulai pada pukul 07.00 WIB dan dihadiri oleh beberapa pejabat diantaranya adalah Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Pasuruan Ir. H. Muchaimin, Komisi II DPRD Kabupaten Pasuruan Andre Wahyudi dan Lurah Jogosari Imam Pamuji beserta beberapa komunitas peduli lingkungan yang ada di Kabupaten Pasuruan.

Dalam sambutannya, Ir. Muchaimin menyampaikan bahwa timbulan sampah yang dihasilkan oleh penduduk Kabupaten Pasuruan cukup besar, Dari total sekitar 1.700.000 jiwa menghasilkan 4.700 meter kubik sampah setiap harinya, Hal ini yang menjadi salah satu permasalahan yang harus ditangani bersama baik pemerintah sendiri maupun masyarakat melalui pemilahan dan pengolahan sampah berbasis masyarakat.

"Timbulan sampah di Kabupaten Pasuruan ini sangatlah besar, Dari lahir sampai mati setiap orang pasti menghasilkan sampah. Dari 4.700 meter kubik sampah yang dihasilkan setiap harinya, DLH baru bisa mengelola 2.000 meter kubik dan sisanya dikelola oleh masyarakat. Maka dari itu mulai hari ini untuk memilah sampah baik itu organik maupun anorganik untuk menuju Indonesia bebas sampai tahun 2020," terang Muchaimin.

Upaya yang dilakukan Forum Komunikasi Peduli Lingkungan (FKPL) Kabupaten Pasuruan ini nantinya terus akan menyisir beberapa lokasi yang rawan terkait timbulan sampah yang cukup besar baik itu dari edukasi dan pemahaman masyarakat mengenai pengolahan sampah. Selain upaya grebeg sampah yang sudah menjadi program unggulan FKPL, Program-program lain seperti edukasi dari hulu tengah maupun hilir juga akan dilakukan di tahun 2018 mendatang.

Sementara itu, Andri Wahyudi selaku Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Pasuruan mengatakan kegiatan ini adalah murni gerakan sosial dari relawan lingkungan, Ia berharap nantinya kegiatan ini dapat dilaksanakan secara rutin dan memberi manfaat terhadap fungsi sungai itu sendiri, Ia selaku wakil dari rakyat juga sangat mensupport terlebih dari urusan lingkungan hidup.

"Dengan menjaga kebersihan, kesehatan dan ekosistem sungai itu sendiri dan yang pasti ikut mengurangi debit air yang meluber saat banjir tiba, Mumpung sekarang musim hujan belum tiba dengan pentingnya kegiatan ini kita berharap seluruh lapisan masyarakat ikut berperan aktif menjaga sungai kita dan kami dari DPRD siap memback up kegiatan semacam ini, Semoga berdampak kepada lingkungan kita. Salam Lestari," beber Andri.

Team Jurnalis FKPL Kabupaten Pasuruan
Penulis : Mahdi Ramadhan Muzakky (Sketsa Pandaan)
Photografer : Mokhammad Sabit Effendy (Pandaan Photography Ponsel)

Rabu, 15 November 2017

MASJID CHENG HOO PANDAAN, DESTINASI WISATA RELIGI TERFAVORIT JAWA TIMUR


Pandaan - Sejak diresmikan pada tanggal 27 Januari 2008 oleh Bupati Pasuruan kala itu Alm. H. Jusbakir Aldjufri SH, MM keberadaan Masjid Muhammad Cheng Hoo sampai saat ini menjadi salah satu tempat ibadah kebanggaan yang dimiliki oleh Kabupaten Pasuruan.

Masjid yang terletak di Jl. Raya Kasri Kelurahan Petungasri, Kecamatan Pandaan ini memiliki bangunan yang unik dari masjid yang lain. Beronamen China menjadikan masjid ini menjadi salah satu icon dan daya tarik tersendiri sekaligus menjadi sarana ibadah dan tempat wisata bagi pengunjung luar kota.

Peletakan batu pertama pembangunan masjid ini dilakukan tokoh Nahdlatul Ulama’ sekaligus Presiden ke-4 Republik Indonesia Alm. KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) pada tanggal 30 Mei 2004 yang sebelumnya merupakan lahan kosong milik PT. Perhutani yang kemudian dikelola menjadi Masjid dengan menelan biaya ± Rp. 3,2 Milyar.

Menurut Hariyanto (31), Salah satu takmir masjid sekaligus petugas parkir mengatakan bahwa Masjid Cheng Hoo setiap harinya selalu dipadati oleh pengunjung, Baik warga Pandaan sendiri maupun pengunjung dari luar kota datang untuk melaksanakan ibadah, Tak lupa sesembari dari pengunjung juga kerap mengabadikan momen pengambilan gambar.

“Setiap hari disini selalu ramai dipadati pleh pengunjung, Puncaknya di hari Sabtu-Minggu. Beberapa pengunjung yang datang dari luar kota pun tak luput untuk berhenti disini melaksanakan ibadah, Yang paling banyak itu rombongan bus dari sekolah atau perkumpulan,” terang Hariyanto.

Masjid ini dibangun di atas tanah seluas 6.000 m² dengan luas bangunan 550 m². Masjid ini memiliki dua lantai, Lantai bawah memiliki luas 529 m² sebagai tempat serbaguna yang digunakan sebagai perpustakaan, prosesi akad nikah dan acara ceremonial religi lainnya.

Disekitar masjid juga dibangun sentra oleh-oleh yang dahulu adalah mayoritas eks. Pedagang pasar buah Pandaan yang di relokasi kearah belakang masjid, Selain itu revitalisasi UPTD Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Pasuruan pun juga dilakukan sebagai harmonisasi ornamen masjid sekaligus kompleks Pasar buah juga dibuat berarsitektur China agar tampak serasi dengan ornamen masjid.

Maka dari itu tak berlebihan jika Masjid Muhammad Cheng Hoo ini dinobatkan sebagai destinasi wisata religi terfavorit Jawa Timur yang dimiliki oleh Kabupaten Pasuruan karena letaknya yang memang sangat strategis berada ditengah-tengah jalur wisata Malang, Surabaya, Trawas dan Prigen.

Jurnalis : Mahdi Ramadhan Muzakky (Sketsa Pandaan)
Photografer By Drone : Kanjeng Puji (Adventure Arial Video)

Jumat, 07 April 2017

MENUJU PEKAN KIM, KOMINFO BENTUK FORKIM TIAP KECAMATAN


Prigen - Melalui Sosialisasi ketentuan di Bidang Cukai bagi Kelompok Informasi se-Kabupaten Pasuruan tahun, Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Pasuruan membentuk Forum Kelompok Informasi Masyarakat atau lebih dikenal dengan Forkim yang diselenggarakan secara berkala sampai 12 Angkatan.

Kegiatan yang diselenggarakan di Hotel Inna Tretes tersebut hingga kini sudah mencapai angkatan ke-8 dan yang mendapat kesempatan hadir adalah Kelompok Informasi Masyarakat yang ada diwilayah Kecamatan Pandaan dan Kecamatan Tutur.

Acara resmi dibuka pada Kamis, 06 April 2017 oleh Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Pasuruan, Syaifuddin Ahmad dan dihadiri oleh Camat Pandaan, Suwito Adi beserta Camat Tutur, Edy Supriyanto.

Suwito Adi, Camat Pandaan dalam pidatonya menerangkan bahwa perkembangan informasi sampai sejauh ini sangatlah pesat, Dengan dibentuknya KIM informasi-informasi dari bawah sampai atas akan lebih cepat diketahui oleh masyarakat. Ia menyebutkan jika ingin mendapatkan informasi cukup hanya dengan membuka Smartphone sudah mendapatkan informasi secara luas.

"Perkembangan informasi sejauh ini sangatlah pesat, Dengan dibentuknya KIM masyarakat akan lebih cepat mudah menerima informasi, Apalagi saat ini informasi dalam genggaman kita. Cukup dengan membuka handphone kita sudah dapat menerima informasi," terang Suwito Adi.

Hal senada juga disampaikan oleh Syaifuddin Ahmad, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Pasuruan, Bahwa pesatnya informasi saat ini diharapkan setiap desa melalui KIM menunjukkan potensi daerahnya seperti yang ada di Desa Plososari, Kecamatan Grati, Kabupaten Pasuruan.

Selama ini desa tersebut dinilai masyarakat desa yang negatif dengan aksi kriminal yang dilakukan oleh warga pasuruan maupun dari luar Pasuruan, Namun jauh dari itu Desa Plososari ini memiliki potensi daerah yang luar biasa dari bidang industrinya, Seperti produksi meubel dan hasil olahan pertanian yang unggul di Kabupaten Pasuruan.

"Desa Plososari memang lebih dikenal masyarakat sebagai daerah yang negatif, Akan tetapi jauh dari itu desa tersebut memiliki kelompok informasi yang sangat luar biasa, Desa Plososari juga dijenal dengan industri meubelnya, Juga hasil olahan pertanian yang unggul di Kabupaten Pasuruan, Harapan saya KIM Desa Plososari menjadi salah satu contoh bagi KIM dari desa-desa yang lain di Kabupaten Pasuruan," kata Syaifuddin disela-sela pembukaan acara, Kamis (06/04/2017).

Materi pertama diberikan oleh Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) yang berasal dari Desa Lumbang Rejo, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan dengan nama 'Formal', kelompok informasi tersebut memberikan pengalaman perjalanan kelompok sampai berhasil mengekspose hasil industri rumahan yang ada di daerah Desa Lumbangrejo dan kegiatan-kegiatan sosial produktif yang dilakukan oleh masyarakat Desa Lumbangrejo Prigen.

Materi kedua memuat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) Kota/Kabupaten ini memuat latar belakang CHT, Aplikasi kebijaksanaan DBHCHT, Pengalokasian DBHCHT, Penyaluran sampai karakteristik daerah penerima DBHCHT yang disampaikan oleh perwakilan Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Pasuruan, yang membahas peredaran rokok ilegal, pita cukai rokok palsu dan bagaimana upaya dalam mengidentifikasi pita cukai palsu tersebut yang banyak beredar luas di pasaran.

Dan materi yang ketiga dipaparkan oleh Ibu Sofi dari Biro Administrasi Perekonomian Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Timur yang menyampaikan informasi mengenai dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) Kota/Kabupaten yang memuat latar belakang CHT, Aplikasi kebijaksanaan DBHCHT, Pengalokasian DBHCHT, Penyaluran sampai karakteristik daerah penerima DBHCHT.

Khoirul Anam, Anggota KIM Kecamatan Tutur mengharapkan bahwa dengan adanya sosialisasi ini akan menambah wawasan bagi kelompok informasi pada materi yang disampaikan sebagai wujud interaksi sosial dalam membantu komunikasi antara masyarakat dengan pemerintah daerah, sekaligus memudahkan masyarakat untuk mengakses informasi.

"Saya berharap dengan berakhirnya sosialisasi ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi segenap kelompok informasi yang telah diundang oleh Dinas Kominfo Kabupaten Pasuruan, Ini sangat membantu proses interaksi dan komunikasi antara masyarakat dengan pemerintah daerah," kata Anam.

Jurnalis : Mahdi Ramadhan Muzakky (Sketsa Pandaan)



Senin, 09 Januari 2017

SKATEBOARD, OLAHRAGA FAVORIT ANAK MUDA


Pandaan - Skateboard dikenal sebagai salah satu olahraga yang memacu adrenalin yang mana olah raga ini memadukan antara papan seluncur dengan roda.

Skateboard akrab dengan kalangan remaja yang hoby dengan olahraga Ekstrim. Pada perkembangannya skateboard bukan hanya sekedar hobi, Melainkan menjadi gaya hidup remaja kreatif di mana papan dan roda adalah bagian utama yang digunakan untuk olahraga ini.

Di Pandaan sendiri banyak skateboarder yang bermunculan dan selalu hadir di beberapa kesempatan acara termasuk di Car Free Day Pandaan yang digelar pada Minggu, 09 Januari 2017 pagi kemarin.

Satu persatu dari mereka unjuk gigi dihadapan para pengunjung CFD pagi itu, Mereka menampilkan performa terbaiknya tak terkecuali skateboarder wanita juga tampak terlihat di aksi yang mereka lakukan.

Muhammad Mukhlis Tegar Hariyanto, Salah satu skateboarder mengatakan bahwa ia bersama komunitas skateboardnya membutuhkan tempat khusus skateboard atau yang lebih populer disebut 'Skatepark'.

"Saya pribadi memberikan usul kepada dinas terkait, atau yang berwenang untuk memberikan ruang bagi kami atau skatepark, Biar hobi teman-teman ini bisa tersalurkan," terang Tegar, Minggu (09/01/2017).

Dengan adanya skatepark maka kegiatan-kegiatan anak remaja juga dapat diarahkan kepada hal-hal yang positif, Serta menjauhkan para remaja dari bahaya narkoba, game dan obat-obatan terlarang.

Doni Suhendro, seorang Psikolog menegaskan, Sejauh ini generasi muda Indonesia sudah jarang sekali yang mempunyai prestasi di bidang olahraga, Minat para remaja kali ini cenderung ke arah permainan atau game dan yang paling parah berujung pada narkoba.

Untuk itu bakat dan minat remaja yang menggandrungi skateboard ini harus didukung dan diberikan fasilitas agar mereka dapat berprestasi di kancah olahraga Kabupaten Pasuruan.

"Saya pribadi menyayangkan kepada beberapa generasi muda saat ini yang telah kecanduan game, Ketika saya melihat ada beberapa remaja yang bermain skateboard, Justru saya mendukung agar mereka diberikan ruang khusus untuk menyalurkan hobi mereka agar mempunyai dampak posisif bagi perkembangan remaja saat ini," tegas Doni.

Disatu sisi Pemerintah Kabupaten Pasuruan juga telah melahirkan Dinas baru, Yakni Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pasuruan, Diharapkan nantinya dengan adanya perencanaan program dinas baru tersebut, Dapat memberikan sarana dan fasilitas 'Skatepark' bagi para skateboarder di Kabupaten Pasuruan.

Jurnalis : Mahdi Ramadhan Muzakky (Sketsa Pandaan)

Minggu, 08 Januari 2017

TREND SEPATU RODA, KEMBALIKAN FUNGSI CFD


Pandaan - Setelah sekian lama menuai pro dan kontra terkait pelaksanaan Car Free Day yang beralih fungsi dari ruang terbuka untuk berolahraga menjadi pasar dadakan, Kini Car Free Day perlahan kembali pada fungsi asalnya yaitu untuk berolahraga.

Menyambut tahun baru kali ini suasana CFD Pandaan yang digelar pada Minggu, 08 Januari 2017 pagi tadi terlihat beberapa anak kecil dan para remaja sedang bermain sepatu roda dan skate board.

Hal tersebut menepis kontra dari masyarakat yang menganggap bahwa Car Free Day hanya sebagai ajang untuk berjualan saja, Akan tetapi perlahan Car Free Day kembali berfungsi seperti tujuan utamanya.

Mokhammad Ilyas (34), Salah satu orang tua yang mendampingi anaknya bermain sepatu roda mengatakan memang tujuan utama ia datang ke CFD untuk memanjakan anaknya bermain sepatu roda, Karena lokasinya sangat tepat di jalan raya CFD tersebut.

"Saya kesini untuk memanjakan anak saya bermain sepatu roda, Karena didaerah saya sangat sulit sekali medannya sehingga saya harus mengajak anak saya ke CFD ini untuk bermain sepatu roda," terang Ilyas, Minggu (08/01/2016).

Boomingnya sepatu roda yang menjadi salah satu olahraga favorit yang mulai berkembang di Surabaya dan kini masuk ke wilayah Pasuruan tersebut berdampak pada suasana Car Free Day Pandaan.

Tetapi memang masih banyak ruang-ruang padat sehingga anak-anak merasa kesulitan untuk bermain sepatu roda dan olahraga lainnnya, Dikarenakan memang jumlah pengunjung CFD juga semakin banyak.

Ilyas menambahkan nantinya ia berharap ada ruang khusus untuk menyalurkan hobi berolahraga bagi para pengunjung yang ingin bersepeda, bersepatu roda, skate board dan olahraga lainnya

"Saya berharap nanti ada ruang khusus untuk berolahraga, Biar tidak didominasi oleh para pedagang saja di CFD, Agar para pengunjung bisa menyalurkan hobinya," tutup Ilyas.

Jurnalis : Mahdi Ramadhan Muzakky (Sketsa Pandaan)

PANTAU KESEHATAN SUNGAI, FKPL AJAK GURU-GURU TELITI EKOSISTEM DAS KEDUNGLARANGAN DENGAN POLA BIOTILIK

Pandaan - Upaya dalam menjaga dan melestarikan lingkungan terus dilakukan secara berkala oleh Forum Komunikasi Peduli Lingkungan (FKPL) Kab...