Kamis, 23 November 2017

GADUNG KLONAL 21, BUAH MANGGA YANG JADI PRODUK UNGGULAN KABUPATEN PASURUAN



Pandaan - Kabupaten Pasuruan merupakan surga bagi pohon mangga. Daerah ini sangat cocok bagi semua jenis mangga, mulai jenis harum manis, golek, manalagi, lali jiwo, garifta hingga gadung 21 (clonal 21).

Saat ini, jumlah pohon mangga di Kabupaten Pasuruan mencapai jutaan pohon. Dengan jumlah sebanyak itu, produksi mangga mencapai ratusan ribu ton per tahunnya.

Jutaan pohon mangga tersebut dapat ditemui di beberapa daerah yaitu di Kecamatan Grati, Kecamatan Nguling, Kecamatan Lumbang, Kecamatan Pasrepan, Kecamatan Wonorejo, Kecamatan Sukorejo dan Kecamatan Rembang.

Di antara beberapa varietas mangga Kabupaten Pasuruan, yang menjadi unggulan dan populer saat ini adalah mangga gadung clonal 21.

Mangga asli hasil budidaya petani dan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Pasuruan ini diproduksi oleh beberapa kelompok tani menjadi salah satu produk unggulan yang dimiliki Kabupaten Pasuruan.

Sugik, Petani mangga asal Desa Wonokerto, Kecamatan Sukorejo mengatakan bahwa mangga gadung clonal 21 ini sudah digagas sejak tahun 1994 lalu dan membutuhkan proses branding pada tahun 2007.

"Untuk bisa dikenal mangga gadung clonal 21 ini membutuhkan waktu yang cukup lama, digagas sejak 1994 dan baru branding di tahun 2007 lalu," kata Sugik.

Sampai saat ini semua masyarakat mengenal mangga yang paling enak dari Kabupaten Pasuruan, Apalagi jenis clonal 21 ini memiliki karakter yang unik.

Dengan membelah menjadi 2 bagian dan diputar, Buah tersebut bisa dimakan dengan menggunakan sendok layaknya memakan alpukat.

Maka dari itu mangga gadung clonal 21 ini oleh masyarakat lebih populer disebut sebagai 'Mangga Alpukat' karena terdapat keunikan dengan cara makannya.

Secara umum pohon mangga bisa ditanam di ketinggian 0-500 meter di atas permukaan laut dengan curah hujan 1000 mm/tahun. Masa panen mangga mencapai puncaknya pada bulan Oktober sampai November.

(Mahdi Ramadhan Muzakky)





Minggu, 19 November 2017

PASURUAN FASHION CARNIVAL 2017, HIBUR MASYARAKAT PANDAAN


Pandaan - Pasuruan Fashion Carnival 2017 telah usai digelar pada siang ini Sabtu, 21 Oktober 2017 yang dimulai pada pukul 13.00 WIB. Tak tanggung-tanggung masyarakat yang datang pun dari berbagai daerah se-Kabupaten Pasuruan, Bahkan ada pula yang datang dari Sidoarjo dan Mojokerto hanya untuk melihat kegiatan dalam memeriahkan Hari Jadi Kabupaten Pasuruan ke-1088 tersebut.

Seperti Ahmad Shodiq (35) warga Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto misalnya datang jauh-jauh dari Mojokerto hanya untuk melihat Pasuruan Fashion Carnival 2017. Memang sangat luar biasa Pasuruan Fashion Carnival 2017 tahun ini.

"Saya penasaran mas sama Pasuruan Carnival kayak apa sih, Ternyata sangat meriah sekali dan kostum-kostum yang ditampilkan juga sangat bagus," terang Shodiq (21/10/2017).

Kurang lebih peserta yang turut memeriahkan berjumlah 88 peserta dari pelajar tingkat SMP maupun SMA se-Kabupaten Pasuruan yang mengambil rute Jl. RA Kartini dan Jl. Raya A. Yani Pandaan, Oleh karenanya pihak kepolisian membuat rekayasa lalu lintas dan menutup akses kedua jalan tersebut untuk kendaraan bermotor.

Diharapkan kegiatan tersebut menjadi salah satu pemicu semangat pelajar terutama tingkat SMP dan SMA dalam meningatkan kreativitas seni dan pariwisata serta sebagai sarana hiburan bagi masyarakat Kabupaten Pasuruan khususnya.

"Meski saya bukan orang Pasuruan, Tetapi saya turut bangga dan senang melihat acara ini, Selain sebagai ajang kreativitas seni dan pariwisata juga sebagai hiburan masyarakat luar kota juga mas," tutup Shodiq.

Jurnalis : Mokhammad Sofyan (Sketsa Pandaan)

Sabtu, 18 November 2017

PERINGATI HARI PAHLAWAN, KOMUNITAS RPL GANDENG DLH DAN FKPL LAKUKAN GREBEG SAMPAH

Pandaan - Dalam rangka memperingati hari pahlawan Komunitas Rajawali Peduli Lingkungan (RPL) Lingkungan Wringinanom, Kelurahan Jogosari, Kecamatan Pandaan melakukan grebeg sampah yang bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Pasuruan dan Forum Komunikasi Peduli Lingkungan Kabupaten Pasuruan.

Acara tersebut digelar di sungai sepanjang jalan juanda pada Minggu, 12 November 2017 yang dimulai pada pukul 07.00 WIB dan dihadiri oleh beberapa pejabat diantaranya adalah Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Pasuruan Ir. H. Muchaimin, Komisi II DPRD Kabupaten Pasuruan Andre Wahyudi dan Lurah Jogosari Imam Pamuji beserta beberapa komunitas peduli lingkungan yang ada di Kabupaten Pasuruan.

Dalam sambutannya, Ir. Muchaimin menyampaikan bahwa timbulan sampah yang dihasilkan oleh penduduk Kabupaten Pasuruan cukup besar, Dari total sekitar 1.700.000 jiwa menghasilkan 4.700 meter kubik sampah setiap harinya, Hal ini yang menjadi salah satu permasalahan yang harus ditangani bersama baik pemerintah sendiri maupun masyarakat melalui pemilahan dan pengolahan sampah berbasis masyarakat.

"Timbulan sampah di Kabupaten Pasuruan ini sangatlah besar, Dari lahir sampai mati setiap orang pasti menghasilkan sampah. Dari 4.700 meter kubik sampah yang dihasilkan setiap harinya, DLH baru bisa mengelola 2.000 meter kubik dan sisanya dikelola oleh masyarakat. Maka dari itu mulai hari ini untuk memilah sampah baik itu organik maupun anorganik untuk menuju Indonesia bebas sampai tahun 2020," terang Muchaimin.

Upaya yang dilakukan Forum Komunikasi Peduli Lingkungan (FKPL) Kabupaten Pasuruan ini nantinya terus akan menyisir beberapa lokasi yang rawan terkait timbulan sampah yang cukup besar baik itu dari edukasi dan pemahaman masyarakat mengenai pengolahan sampah. Selain upaya grebeg sampah yang sudah menjadi program unggulan FKPL, Program-program lain seperti edukasi dari hulu tengah maupun hilir juga akan dilakukan di tahun 2018 mendatang.

Sementara itu, Andri Wahyudi selaku Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Pasuruan mengatakan kegiatan ini adalah murni gerakan sosial dari relawan lingkungan, Ia berharap nantinya kegiatan ini dapat dilaksanakan secara rutin dan memberi manfaat terhadap fungsi sungai itu sendiri, Ia selaku wakil dari rakyat juga sangat mensupport terlebih dari urusan lingkungan hidup.

"Dengan menjaga kebersihan, kesehatan dan ekosistem sungai itu sendiri dan yang pasti ikut mengurangi debit air yang meluber saat banjir tiba, Mumpung sekarang musim hujan belum tiba dengan pentingnya kegiatan ini kita berharap seluruh lapisan masyarakat ikut berperan aktif menjaga sungai kita dan kami dari DPRD siap memback up kegiatan semacam ini, Semoga berdampak kepada lingkungan kita. Salam Lestari," beber Andri.

Team Jurnalis FKPL Kabupaten Pasuruan
Penulis : Mahdi Ramadhan Muzakky (Sketsa Pandaan)
Photografer : Mokhammad Sabit Effendy (Pandaan Photography Ponsel)

Rabu, 15 November 2017

MASJID CHENG HOO PANDAAN, DESTINASI WISATA RELIGI TERFAVORIT JAWA TIMUR


Pandaan - Sejak diresmikan pada tanggal 27 Januari 2008 oleh Bupati Pasuruan kala itu Alm. H. Jusbakir Aldjufri SH, MM keberadaan Masjid Muhammad Cheng Hoo sampai saat ini menjadi salah satu tempat ibadah kebanggaan yang dimiliki oleh Kabupaten Pasuruan.

Masjid yang terletak di Jl. Raya Kasri Kelurahan Petungasri, Kecamatan Pandaan ini memiliki bangunan yang unik dari masjid yang lain. Beronamen China menjadikan masjid ini menjadi salah satu icon dan daya tarik tersendiri sekaligus menjadi sarana ibadah dan tempat wisata bagi pengunjung luar kota.

Peletakan batu pertama pembangunan masjid ini dilakukan tokoh Nahdlatul Ulama’ sekaligus Presiden ke-4 Republik Indonesia Alm. KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) pada tanggal 30 Mei 2004 yang sebelumnya merupakan lahan kosong milik PT. Perhutani yang kemudian dikelola menjadi Masjid dengan menelan biaya ± Rp. 3,2 Milyar.

Menurut Hariyanto (31), Salah satu takmir masjid sekaligus petugas parkir mengatakan bahwa Masjid Cheng Hoo setiap harinya selalu dipadati oleh pengunjung, Baik warga Pandaan sendiri maupun pengunjung dari luar kota datang untuk melaksanakan ibadah, Tak lupa sesembari dari pengunjung juga kerap mengabadikan momen pengambilan gambar.

“Setiap hari disini selalu ramai dipadati pleh pengunjung, Puncaknya di hari Sabtu-Minggu. Beberapa pengunjung yang datang dari luar kota pun tak luput untuk berhenti disini melaksanakan ibadah, Yang paling banyak itu rombongan bus dari sekolah atau perkumpulan,” terang Hariyanto.

Masjid ini dibangun di atas tanah seluas 6.000 m² dengan luas bangunan 550 m². Masjid ini memiliki dua lantai, Lantai bawah memiliki luas 529 m² sebagai tempat serbaguna yang digunakan sebagai perpustakaan, prosesi akad nikah dan acara ceremonial religi lainnya.

Disekitar masjid juga dibangun sentra oleh-oleh yang dahulu adalah mayoritas eks. Pedagang pasar buah Pandaan yang di relokasi kearah belakang masjid, Selain itu revitalisasi UPTD Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Pasuruan pun juga dilakukan sebagai harmonisasi ornamen masjid sekaligus kompleks Pasar buah juga dibuat berarsitektur China agar tampak serasi dengan ornamen masjid.

Maka dari itu tak berlebihan jika Masjid Muhammad Cheng Hoo ini dinobatkan sebagai destinasi wisata religi terfavorit Jawa Timur yang dimiliki oleh Kabupaten Pasuruan karena letaknya yang memang sangat strategis berada ditengah-tengah jalur wisata Malang, Surabaya, Trawas dan Prigen.

Jurnalis : Mahdi Ramadhan Muzakky (Sketsa Pandaan)
Photografer By Drone : Kanjeng Puji (Adventure Arial Video)

PANTAU KESEHATAN SUNGAI, FKPL AJAK GURU-GURU TELITI EKOSISTEM DAS KEDUNGLARANGAN DENGAN POLA BIOTILIK

Pandaan - Upaya dalam menjaga dan melestarikan lingkungan terus dilakukan secara berkala oleh Forum Komunikasi Peduli Lingkungan (FKPL) Kab...